Browse By

Einstein vs Bohr Part 3

Einstein mengajukan idenya berdasarkan hukum sebab akibat. Segala hasil/ akibat pasti ada akibatnya. Dan jika sebabnya itu diketahui, hasil/ akibat juga bisa diprediksi dengan pasti. Makanya wajar saja Einstein menolak teori ketidakpastian (uncertainty principleyang disusun oleh Heisenberg.

einstein dan heisenberg

Einstein dan Heisenberg


Heisenberg menjawab keraguan Einstein dengan menyatakan bahwa ketidakpastian (yang sifatnya objektif dan absolut) sesungguhnya adalah sifat dasar dari objek kuantum. Bukan kita tidak bisa mengukur kecepatan atau posisi benda, namun karena posisi dan kecepatan objek itu sesungguhnya tidak ada dan nyata. Mungkin bisa juga diumpamakan seperti ini: Kalau kita memaksa untuk mengetahui arah gerak objek kuantum, kita justru kehilangan posisi objek itu.

Satu hal lagi yang ditentang Einstein, yaitu salah satu statement dalam Fisika Kuantum yang menyatakan posisi sampainya elektron pada layar (dalam percobaan Double Slit–celah ganda) tidak dapat diprediksi. Memang persamaan Schrodinger bisa menggambarkan posisi objek, namun hanya dalam probabilitas atau peluang saja, tidak dalam posisi yang pasti dan akurat. Baik Max Born dan Heisenberg kemudian menyatakan bahwa posisi sampainya elektron di layar semata-mata kebetulan dan sama sekali tidak bisa diprediksi. Lebih lanjut mereka menjelaskan bahwa sebenarnya dalam persamaan Schrodinger dan fungsi gelombang, informasi tentang posisi objek memang tidak ada. Artinya dari sejak awal, posisi objek memang tidak bisa diprediksi dan dipastikan.

Jadi bagaimana mungkin memastikan posisi objek itu kalau objek itu memang tidak punya nilai posisi? Kesimpulannya, wajarlah objek itu memang tampil dalam ketidakpastian. Ketidakpastian yang muncul bukan karena kurangnya data atau informasi, tapi karena objek itu tidak punya informasi.

Kalau informasi mengenai sebab tidak ada, maka hukum sebab akibat pun jadi tidak valid bukan? Itulah pernyataan Heisenberg menjawab gugatan Albert Einstein.

Mendengar jawaban itu, Einstein sama sekali tidak bergeming. Einstein meyakini satu hal: Informasi itu sebenarnya ada, namun belum ditemukan saja. Einstein kemudian menambahkan, untuk dunia mikro sekalipun, hukum sebab akibat mutlak berlaku tanpa pengecualian. Ketidakpastian hanya terjadi karena pengetahuan kita akan alam semesta yang sedikit dan terbatas. Saya pikir kita juga pasti memahami alasan dibalik pernyataan Einstein itu. Alasan yang sebenarnya simpel, dan tidak bisa dibilang salah.

Selanjutnya Einstein juga berkali-kali menyatakan kekecewaannya terhadap Teori Ketidakpastian (uncertainty principle). Dia seringkali menggunakan pertanyaan sarkasme dalam mengungkapkan kekecewaannya itu. Misalnya terhadap teman sebayanya Abraham Pei, Einstein pernah berkata, “Apakah kamu juga percaya bahwa bulan itu hanya nyata saat kita melihatnya?” Selanjutnya di tahun 1926, Einstein juga mengungkapkan keberatannya pada Teori Ketidakpastian melalui suratnya kepada Maz Born yang isinya, “Saya percaya Tuhan tidak bermain dadu.”

Einstein salut dan mendukung perkembangan Fisika Kuantum akan kemampuan dan aplikasi teori ini dalam menjelaskan fenomena dunia mikro, tapi dia menolak menyatakan bahwa teori kuantum adalah teori yang sempurna yang dapat menjelaskan segalanya dalam dunia kuantum.

Penolakan Einstein terhadap dunia kuantum ini saya pikir amat manusiawi. Fenomena atau kejadian yang melanggar hukum sebab akibat pasti bertabrakan dengan akal sehat manusia. Mengapa? Itu karena manusia meyakini bahwa segala sesuatu itu terjadi karena ada sebabnya (hukum sebab akibat yang universal).

sumber gambar : discovery

Perjalanan Sejarah Teori Kuantum 2

Recommended for you

Leave a Reply

You have to agree to the comment policy.