Browse By

Interpretasi Copenhagen

Berikut saya akan jelaskan inti penting dari Interpretasi Copenhagen.

Quantum Superposition

Bohr dan murid-muridnya di Universitas Copenhagen kemudian mengadopsi fungsi gelombang dan interpretasi probabilitas ke dalam penelitian kuantum. Pada akhirnya mereka memberikan sebuah kesimpulan yang merangkum seluruh keanehan dalam dunia kuantum,

Saat kita tidak mengamati elektron, elektron menyebar luas bagaikan awan memenuhi ruang. Namun, saat kita mencoba mengamatinya, maka elektron akan terkonversi dan menyusut ke satu titik.

Berikut adalah penjelasannya. Elektron menyebar bagaikan awan bukan berarti ada banyak elektron. Elektron hanya satu, namun posisinya tidak bisa dipastikan. Oleh karena itu, elektron digambarkan menyebar memenuhi ruang. Tapi sesungguhnya kita tidak pernah melihat elektron dalam keadaan seperti itu. Keadaan tersebut hanya berlanjut selama tidak dilakukan penelitian. Keadaan elektron yang seperti ini dinamakan keadaan superposisi, di mana semua kemungkinan keadaan elektron yang ada itu saling bertumpukan, dan membentuk kondisi baru.

Interpretasi Copenhagen keadaan superposisi

Interpretasi Copenhagen keadaan superposisi:
Keadaan awal (pure state) saling bertumpuk dan membentuk keadaan superposisi (mixed state)

Sifat gelombang dari Elektron Bisa Menyusut

Sebelumnya telah dijelaskan  tentang sifat gelombang dari elektron yang menyebar memenuhi suatu ruang. Pola persebaran ini (keadaan superposisi) dapat dihitung dengan Persamaan Schrodinger. Tapi ada yang aneh! Keadaan ini mudah sekali runtuh. Hanya karena sebuah foton (dari mikroskop elektron) saat kita melakukan pengamatan, keadaan ini bisa runtuh. Keadaan superposisi runtuh dan kemudian menyusut menjadi hanya sebuah kondisi saja.

Fisikawan di Copenhagen juga menambahkan, posisi di mana elektron terkonversi atau menyusut semuanya ditentukan oleh probabilitas. Jadi ada hubungan langsung antara superposisi elektron, kemudian terkonversinya sifat gelombang dengan interpretasi probabilitas. Posisi elektron itu seperti dadu yang dilempar. Kita tidak akan pernah tahu posisi pasti dari elektron sampai kita melihatnya dengan mata sendiri.

Lalu ketika pengamatan selesai dilakukan, sifat gelombang yang tadinya menyusut akan menyebar kembali dan membentuk keadaan superposisi. Tapi saat sekali lagi pengamatan dilakukan, sifat gelombang kembali menyusut. Elektron seakan-akan menutup dirinya sendiri, tidak mengijinkan manusia untukmengamatinya langsung.

Recommended for you

Baca Halaman Selanjutnya — 1 2

Leave a Reply

You have to agree to the comment policy.