Browse By

Probability Interpretation

Dalam pembahasan mengenai persamaan Schrodinger, dikatakan bahwa elektron tersebar bagaikan awan. Mungkin ada yang malah jadi berpikir elektron itu seperti butiran kecil yang tersebar dalam atom. Ide seperti ini tidak sepenuhnya benar. Saat tidak diamati posisi elektron tidak pasti, menyebar memenuhi ruang bagaikan awan. Inilah sifat gelombang dari elektron. Tapi saat pengamatan dilakukan, elektron pasti ada di suatu kondisi tertentu. Sifat ini menunjukkan sifat partikel dari elektron. Jadi mana yang benar? Elektron bersifat gelombang atau partikel?

Probability Interpretation

Probability Interpretation:
Elektron yang menyebar bagaikan awan, posisinya tidak bisa dipastikan.

Pertanyaan dan kebingungan yang sama juga melanda para fisikawan waktu itu. Mereka kebingungan dan tidak tahu bagaimana cara menyelesaikan masalah itu. Di satu sisi, ide Louis de Broglie tentang sifat gelombang dari elektron sukses menjelaskan banyak fenomena, tapi mengenai rupa gelombang itu, para fisikawan sendiri tidak mampu menjelaskannya.

Di tengah kebimbangan itu muncul sebuah ide baru (yang kedengarannya aneh waktu itu). Ide yang menjelaskan fenomena janggal dan di luar akal yang terdapat dunia mikro. Ide tersebut adalah Probability Interpretation of the Wavefunction (Interpretasi Probabilitas dari fungsi gelombang). Seperti apakah itu?

Probability Interpretation: Probabilitasnya Terbagi Dua

Orang yang pertama kali mengajukan Interpretasi Probabilitas dari fungsi gelombang adalah Max Born (1882-1970), seorang fisikawan kebangsaan Jerman. Untuk memahami ide Born, mari kita melakukan sebuah percobaan.

Max Born

Max Born : pencetus Probability Interpretation

Ke dalam sebuah kotak, kita memasukkan sebuah elektron. Sesuai dengan ide sifat gelombang dari elektron, maka kita tahu elektron akan menyebar bagaikan awan dalam kotak. Kemudian bila dihitung dengan persamaan Schrodinger, seiring berjalannya waktu maka persebaran itu akan merata ke seluruh isi kotak.

Kemudian kita memasukkan sebuah papan pemisah, yang membagi kotak menjadi 2 bagian sama besarnya. Kalau begitu maka “awan” elektron terbagi menjadi dua. Eh, tunggu dulu. Coba ingat sekali lagi! Pada awal percobaan hanya sebuah elektron yang dimasukkan, lalu bagaimana elektron bisa terbelah menjadi dua bagian? Pemikiran ini keliru.

Born tampil dengan ide brilian. Bila papan pemisah dimasukkan, isi kotak memang terbagi menjadi dua. Namun karena elektron tidak bisa terbagi menjadi dua, elektron pasti ada di salah satu sisi kotak saja. Elektron ada di sisi kiri atau kanan. Born kemudian menyimpulkan, bukan elektronnya yang terbagi menjadi dua, melainkan probabilitas ditemukannya elektron. Tanpa papan pembatas probabilitas ditemukannya elektron adalah 100%. Tapi saat papan pembatas dimasukkan probabilitasnya terbagi menjadi dua, 50% elektron ditemukan di sebelah kiri, dan 50% elektron ditemukan di sebelah kanan.

Recommended for you

Baca Halaman Selanjutnya — 1 2

Leave a Reply

You have to agree to the comment policy.