Browse By

Apakah PLTMH itu?

Mengapa PLTMH?

Pengembangan PLTMH umumnya dilakukan dengan sistem langsung yang artinya tidak memerlukan waduk yang umumnya memerlukan lahan yang luas. Ini berbeda dengan PLTA yang membutuhkan waduk atau bendungan sendiri–di mana pembangunan PLTA mengharuskan untuk “menenggelamkan” desa maupun sawah penduduk. Tentu, akan berdampak luas kepada masyarakat. Pembebasan lahan akan sangat sulit dilakukan, yang berakibat molornya pengerjaan proyek.

Salah satu kendala yang dihadapi dalam membangun PLTMH adalah, lokasinya yang umumnya tidak berada di pusat beban. Pusat beban di sini maksudnya adalah konsumen yang akan membeli listrik. PLTMH dibangun dengan memanfaatkan “hadiah” dari alam, yaitu head (muka jatuh air) dan debit. Kondisi yang menguntungkan seperti ini biasanya berada di daerah bukit, kaki gunung, atau wilayah dengan kontur tanah. Di wilayah ini, masyarakat jarak bermukim atau mendirikan rumah. Selain aksesibilitas kendaraan proyek yang sulit dalam tahap pembangunan, listrik yang dihasilkan membutuhkan transmisi yang cukup panjang untuk sampai di konsumen. Jarak dan kontur tanah sampai hari ini menjadi musuh utama dalam distribusi listrik, karena semakin panjang dan terjal, rugi-rugi daya yang hilang semakin besar. Dalam kunjungan saya ke Bengkulu pertengahan tahun lalu, rugi daya ini dapat mencapai setengahnya untuk jarak yang jauh. Artinya, listrik terbuang sia-sia.

Untuk daerah daerah terpencil dengan potensi air yang baik dan belum terjangkau jaringan listrik, pembangunan PLTMH berkapasitas hingga 200 kW, sangat tepat dilakukan. Pembangkit tersebut akan dapat menyediakan listrik untuk satu desa atau beberapa kampung pada jarak yang berdekatan. Kita menyebutnya sistem ini isolated (satu daerah membangkitkan dan menggunakan energinya sendiri). Berbeda dengan PLTA Jatiluhur yang dikoneksikan ke distribusi Jawa Bali yang lintas provinsi.

Lebih lanjut mengenai PLTMH

Skema PLTMH

Skema PLTMH

Umumnya PLTMH adalah pembangkit listrik tenaga air jenis runoff river di mana head diperoleh tidak dengan cara membangun bendungan besar, tetapi dengan membuat sungai buatan di samping sungai utama. Keuntungan dengan menggunakan sistem ini adalah kita tidak perlu membuat bendungan dan “menenggelamkan” sebuah daerah. Ekosistem sungai yang asli juga dapat dijaga.

Sistem runoff river ini adalah dengan mengalihkan sebagian aliran air sungai ke salah satu sisi sungai dan menjatuhkannya lagi ke sungai yang sama pada suatu tempat di mana head maksimal dapat diperoleh.  Dengan melalui pipa penyalur, air diterjunkan untuk memutar turbin yang berada di dalam rumah pembangkit. Energi mekanik dari putaran poros turbin akan diubah menjadi energi listrik oleh sebuah generator. Jika ada kejadian debit air melebihi batas (saat terjadi banjir atau hujan deras) air akan langsung dibuang melalui saluran pembuang yang sejajar dengan pipa penyalur.

Penghitungan potensi daya dilakukan dengan berdasarkan head dan debit air.  Potensi daya air (hidrolik) dapat dinyatakan sebagai:

Pg =  9,8 * Q * hg

Dengan:
Pg        = potensi daya (kW)
Q          = debit aliran air (m3/dtk)
hg        = head/ tinggi jatuh air (m)
9,8       = konstanta gravitasi.

Sementara itu, potensi air akan memberikan gambaran mengenai potensi listrik yang dihasilkan. Ada faktor efisiensi yang diperhitungkan di sini. Potensi daya listrik yang dapat dibangkitkan dihitung dengan:

Pel = 9,8 * Eff * Q * hn

Dengan:
Pel       = daya listrik yang keluar dari generator (kW)
Q          = debit aliran air (m3/dtk)
hn        = head/ tinggi jatuh air (m)
Eff        = Efisiensi konversi dari tenaga hidrolik ke tenaga listrik

Beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum membangun PLTMH, antara lain:

  1. Ketersediaan aliran air yang konstan atau tetap dalam ukuran debit tertentu. Ukuran debit air akan menentukan besarnya energi yang mampu dihasilkan. Setiap ukuran turbin membutuhkan debit air tertentu. Semakin besar debit, daya yang dibangkitkan semakin besar. Tapi harus diingat, debitnya harus dapat konstan dan kontinu dalam waktu yang lama.
  2. Adanya turbin untuk memutar kumparan generator listrik. Turbin ini akan menkonversi energi potensial air menjadi energi kinetik. Energi kinetik ini kemudian yang diubah menjadi energi listrik oleh generator.
  3. Jaringan distribusi listrik dari pembangkit  ke pengguna.

Recommended for you

Baca Halaman Selanjutnya — 1 2 3

6 thoughts on “Apakah PLTMH itu?”

Leave a Reply

You have to agree to the comment policy.