Browse By

Mengharapkan yang Terbaik Datang

Tengah malam di sebuah ruangan ada empat buah lilin menyala. Suasana begitu hening hingga terdengar percakapan mereka.

Lilin pertama berkata, “Akulah lilin damai. Tapi belakangan ini aku sudah jenuh, setiap hari penghuni rumah ini bertengkar, saling menyalahkan dan saling memaki. Lebih baik aku memadamkan nyala apiku.”

Lalu berhembuslah angin malam dan lilin pertama itu pun padam.

Lilin kedua pun kemudian berkata, “Aku adalah lilin kasih. Aku juga sedih, karena penghuni rumah ini saling membenci satu sama lain. Setiap hari mereka cemberut dan hidup bersama dengan terpaksa.. Lebih baik aku juga memadamkan nyala apiku.”

Angin malam pun bertiup dan padamlah lilin kedua.

Kemudian lilin ketiga berkata,  “Aku adalah lilin iman. Namun keluarga ini jarang sekali beribadah dan berdoa. Mereka tidak percaya lagi bahwa Tuhan itu ada. Lebih baik aku juga padam. “

Lagi-lagi angin berhembus dan lilin ketiga padam.

Tinggallah sebuah lilin yang menyala, yaitu lilin keempat. Ia mulai berpikir untuk mengikuti lilin-lilin lainnya yang sudah memadamkan nyala apinya.

Tiba-tiba anak kecil yang tidur di ruangan itu terbangun. Ia takut saat melihat ruangannya hampir gelap gulita. Ia merasa takut dan mulai menangis. Lilin keempat melihat kejadian kemudian berkata, “Nak, jangan menangis, masih ada aku kok. Aku adalah lilin harapan. Selama aku masih menyala, lilin-lilin lainnya juga masih bisa dinyalakan kembali.”

Dengan mata berkaca-kaca anak kecil itu mengambil lilin keempat dan menyalakan kembali ketiga lilin lainnya.

—–

Memang harapan adalah komponen utama dari sebuah masa penantian. Tanpa sebuah harapan, masa penantian akan menjadi masa yang membingungkan, membosankan, dan juga tidak produktif. Seperti kisah empat buah lilin tadi, sebuah harapan memiliki kekuatan yang tidak dimiliki baik oleh damai, kasih, dan juga iman. Ia mampu menghidupkan ketika hal tersebut. Damai, kasih, dan iman boleh saja hilang, namun selama masih ada harapan, semuanya dapat kembali seperti semula. Semuanya akan ada tepat pada waktunya: waktu yang indah.

Tidak ada konotasi negatif apapun dari berharap atau mengharapkan. Masa-masa penantian akan datangnya seorang Teman Hidup kiranya semakin membuat kita semakin dekat dan berharap kepada Tuhan. Ia tahu siapa yang terbaik dan Ia tahu kapan yang terbaik itu datang. Terkadang kita yang membatasi kuasa-Nya dengan asumsi dan pikiran-pikiran kita.

Saya jadi teringat, kisah kakak saya yang akhirnya menemukan jodohnya. Sudah lama keluarga besar kami mendoakan akan hadirnya seorang pasangan bagi kakak kami. Dalam kunjungannya ke Bandung, dia sempat bertutur bahwa kadang dia sudah sampai di titik hampir menyerah, “ya sudahlah dek, Tuhan kasih ya silahkan, gak juga kakak udah siap.” Namun nyatanya saya terkejut ketika mendengar kabar mengenai kabar persiapan pernikahan dia di ujung tahun kemarin. Tuhan memberikan kepada kakakku ini yang terbaik tepat pada waktunya. Ia mengharapkan yang terbaik datang dan akhirnya mendapatkannya. Keluarganya bahagia hingga kini.

Di dalam beberapa kesempatan memimpin doa di sebuah persekutuan mengenai jodoh, saya selalu mendoakan dua hal tersebut (siapa yang terbaik, dan kapan yang terbaik itu datang). Saya kini juga berdoa kepada Tuhan untuk para pembaca dan juga semua teman maupun saudara yang saya kenal, agar mereka dapat menemukan yang terbaik tepat pada waktunya. Di waktu yang paling indah dengan orang yang paling baik.

Sumber Gambar : biblegodquotes.com

Recommended for you

Baca Halaman Selanjutnya — 1 2

Leave a Reply

You have to agree to the comment policy.