Browse By

Keluarga Sebagai Benteng

family as a fortress
Keluarga sebagai benteng menghadapi dunia ini.

Keluarga Sebagai Benteng – Keluarga dimulai saat seorang pria menjadi satu dengan seorang wanita. Keluarga akan lebih lengkap dengan kehadiran seorang anak yang akan memberi warna. Bicara tentang keluarga, jelas berbicara tentang orangtua yang dengan tulus telah membesarkan kita, dan mengenai saudara yang akan selalu melindungi dan menyemangati dirimu.

Keluarga adalah persekutuan hidup antara ayah, ibu, dan anak-anak. Inilah yang disebut dengan keluarga kecil atau keluarga inti. Kisah mengenai keluarga pertama di dunia ini dibentuk oleh Allah  sendiri yakni keluarga Adam (Kejadian 1:27-29). Adam sebagai suami Hawa sekaligus ayah dari Kain dan Habel; Hawa sebagai istri Adam sekaligus sebagai ibu Kain dan Habel; Kain dan Habel sebagai anak-anak dari Adam dan Hawa; Inilah keluarga ini pertama yang dibentuk oleh Allah. Selain keluarga kecil atau keluarga inti, kita kemudian juga mengenal keluarga besar, yaitu persekutuan hidup  antara ayah, ibu, dan anak-anak serta kakek, nenek, paman dan bibi, dan lain-lain. Mereka beresal dari hubungan keluarga (kekerabatan) ayah maupun keluarga (kekerabatan) ibu.

Di dalam iman kristiani, keluarga merupakan tempat untuk bertumbuh, menyangkut tubuh, akal budi, hubungan sosial, kasih dan rohani. Manusia diciptakan menurut gambar Allah sehingga mempunyai potensi untuk bertumbuh. Keluarga merupakan tempat  memberi energi, perhatian, komitmen, kasih dan lingkungan yang kondusif untuk bertumbuh dalam segala hal ke arah Yesus Kristus.

Menjaga keluarga berarti kamu telah mengikuti Tuhan dengan seutuhnya, bahkan ikut di dalam karya besar Tuhan di dalam dunia ini. Keluarga akan menjadi benteng terkuat yang akan melindungi dirimu dari segala dosa yang beterbangan di dalam hidup kamu.

Setiap perbuatan baik yang kita lakukan kepada siapapun, kapanpun, dan dimanapun adalah sebagai ucapan syukur kita kepada Tuhan yang telah berbuat baik kepada kita (Kolose 3:23). Perbuatan baik apapun yang kita lakukan bukanlah untuk mendapat pujian atau penghargaan, melainkan sebagai bentuk syukur kepada Tuhan. Sebagai contoh. Suami berbuat baik kepada istri dan anak-anaknya, istri berbuat baik kepada suami dan anak-anaknya, anak-ana erbuat baik kepada orang tua dan saudara-saudaranya dan setiap anggota keluarga Kristen berbuat baik kepada setiap orang. Tuhan Yesus berkata “Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga” (Matius 5:16)

Recommended for you

Leave a Reply

You have to agree to the comment policy.