Browse By

Einstein dan Bohr Part 1

Keliru bila kita mencoba menjelaskan alam semesta dengan fisika. Fisika membantu kita tentang apa yang bisa kita katakan tentang alam semesta. Bohr kemudian menambahkan bahwa hanya ada 2 tujuan fisika: menambah pengetahuan dan pengalaman terhadap kemungkinan yang ada di alam semesta atau sebaliknya, yaitu menguranginya.

“What we call science has the sole purpose of determining what is,”

sanggah Einstein. Fisika dan Sains ada untuk menjelaskan apa sifat alam semesta dan bukan kemungkinan-kemungkinannya. Bagi Einstein fisika adalah kesempatan untuk menemukan kebenaran melalui observasi yang independen. Alam itu satu dan mutlak. Tidak ada yang namanya kemungkinan atau ketidakpastian.

Einstein selanjutnya mengucapkan perkataan yang paling terkenal sepanjang sejarah,

“The theory yields a lot, but it hardly brings us any closer to the secret than the old one. In any case, I’m convinced that He doesn’t throw dice.”

Teori kuantum membawa kita mendekat kepada rahasia besar, lebih dekat daripada yang sebelumnya. Tapi dalam kondisi apapun, saya yakin Dia tidak melempar dadu. Ucapan Einstein ini menyasar pada teori ketidakpastian yang dipegang Bohr dan murid-muridnya di Copenhagen. Dia (Tuhan) tidak bermain dadu. Tidak ada yang namanya kemungkinan atau ketidakpastian. Semuanya nyata. Semuanya absolut.

Bohr lantas membalasnya,

“Einstein, don’t tell God what to do.”

Jangan menyuruh-nyuruh apa yang Tuhan mesti lakukan. Bohr balik menyerang Einstein. Bohr yang juga didukung oleh murid-muridnya tidak bergeming, tetap berpegang erat pada Interpretasi Copenhagen (Teori Probabilitas dan Teori Ketidakpastian). Interpretasi ini sendiri tidak terlalu peduli tentang “apa itu objek” namun “apa yang bisa kita katakan tentang objek tersebut.” Seirama dengan apa yang diucapkan oleh Heisenberg, “Atom dan partikel elementer tidaklah riil,  mereka membuat sebuah dunia yang penuh kemungkinan daripada hanya sebuah fakta.”

Nah, menurut Bohr dan Heisenberg, perpindahan dari “kemungkinan” kepada “fakta” ini terjadi pada proses pengamatan. Dengan kata lain fakta tidak nyata dan tidak ada tanpa pengamat atau pengamatan. Sebaliknya Einstein mempercayai bahwa alam itu independen, nyata dan eksis tanpa ada sangkut paut dengan pengamat atau pengamatan. Inilah sebenarnya pokok perdebatan antara Einstein dan Bohr.

Perdebatan terus berlangsung. Siang malam tanpa henti, baik Einstein dan Bohr mengutarakan pendapat dan bukti-bukti otentik yang mendukung. Tapi hingga akhir konferensi di tahun 1930, tidak ada yang mengakui kekalahannya. Mereka berdua kokoh dan teguh terhadap pendiriannya masing-masing. Begitulah sedikit cerita perdebatan antara Einstein dan Bohr.

Sumber gambar : Konferensi Solvay, Einsten dan Bohr

Perjalanan Sejarah Teori Kuantum 2

Recommended for you

Baca Halaman Selanjutnya — 1 2

Leave a Reply

You have to agree to the comment policy.