Browse By

Ilmu Statistika dan Pemilihan Presiden 2014

I

lmu statistika sama seperti ilmu yang lainnya, tidak lebih dari sekedar metode pengolahan data untuk menunjang kesimpulan yang rasional. Makanya dalam statistika dikenal juga margin of error, percentage, sample size dan lainnya untuk menunjukkan presisi dan komposisi data yang terkumpul. Saya yakin teman-teman semua pasti pernah mendengar istilah statistika di atas. Namun, saya akan coba menjelaskannya sedikit pada teman-teman.

Dalam pengumpulan data sangat tidak mungkin mengumpulkan seluruh data yang diperlukan. Selain karena biayanya yang mahal, perlu waktu yang lama untuk mengumpulkan dan mengolah data tentunya. Makanya diperlukan random survey atau survei secara acak. Pengumpulan data secara acak dan terbatas inilah esensi survei yang sebenarnya. Jadi bisa dibilang kalau ada orang yang tidak percaya hasil survei dengan alasan jumlah data yang diambil sedikit, orang tersebut tidak paham makna survei yang sebenarnya.

Ilmu Statistika di Pilpres Indonesia 2014

Ilmu Statistika dan Pemilihan Presiden 2014

Ilmu Statistika dan Pemilihan Presiden 2014

Untuk menghindari bias sampel data yang bakal diambil, sebelum survei dijalankan, lembaga survei biasanya menghitung dengan cermat lalu menetapkan sampel data yang bisa menjadi presentasi data keseluruhan. Tidak hanya itu aja, lembaga survei juga mesti menguji kuesioner atau daftar pertanyaan, adakah pertanyaan yang diajukan mewakili objek survei yang diinginkan atau tidak. Lembaga survei juga harus melatih pengumpul data di lapangan supaya tetap berimbang menjalankan tugas sehingga tidak berimbas pada hasil survei. Misalnya saja mengenai data pemilih pemilihan presiden Indonesia 2014. Lembaga survei mengambil sampel data berdasarkan jenis kelamin, lokasi pemilihan, umur, pekerjaan dan persentasenya dengan jumlah penduduk di wilayah tersebut.

Kita bisa melihat contoh salah satu lembaga survei yakni Tim Quick Count RRI (Radio Republik Indonesia). Guna mendapatkan sampel data paling representatif, mereka menembus desa terpencil di Papua, Nias, NTT, Cianjur, hingga di Banjarnegara.  Dua ribu relawan yang dikerahkan quick count RRI berasal dari perguruan tinggi, SLTA, karyawan swasta, ibu rumah tangga, dan lain-lain yang telah diberi pengarahan dulu sebelumnya. Kata akun Quick Count RRI dalam kicauannya di twitter. “…ini ditujukan bagi publik yang ingin tahu proses kerja quick count RRI… bukan bentuk dukungan pada siapapun, kami sajikan kebenaran,” tulis @qcrri lagi.

Sebagian orang bisa saja berkata, sampel yang diambil kurang representatif atau tidak mewakili keadaan yang sebenarnya di masyarakat. Nah, bagi mereka ini statistika juga menyediakan jawabannya, yakni margin of error. Margin of error menunjukkan bias atau error sampel data yang diambil dibandingkan dengan populasi data yang ada. Semakin kecil margin of error-nya, maka data yang dijadikan sampel makin representatif. Sebaliknya, kalau margin of errornya besar, sampel data yang diambil kurang mewakili keseluruhan pupulasi data yang ada. Sample size sendiri menunjukkan ukuran sampel data yang diambil. Ini berkaitan erat juga dengan margin of error, total populasi data, dan tingkat persentase data.

Lewat sedikit penjelasan di atas, saya harap teman-teman bisa mengerti bahwa statistika sendiri menyediakan penjelasan mengenai sampel data yang diambil. Statistika membuka dirinya untuk diteliti dan dicek tingkat kebenaran dan responsibilitasnya. Sayang banyak orang yang hanya berargumen namun tidak mau belajar dan membuktikan sendiri. Banyak orang yang malah meragukan survei namun lupa apa esensi survei yang sebenarnya.

Kita Mesti Belajar Statistika

Data statistika

Data statistika

Namun satu hal yang mesti kita ingat, ilmu statistika sama seperti ilmu yang lainnya, tidak lebih dari sekedar metode pengolahan data untuk menunjang kesimpulan yang rasional. Metode yang digunakan sama, namun kesimpulan bisa beda 180 derajat. Tentu kalau seperti ini jadinya, maka semua orang bertendensi memiliki pendapat sendiri, dan sulit menemukan kesimpulan yang umum dan diterima oleh semuanya.

Oleh karena itulah, penting sekali peneliti berada di tengah-tengah. Dengan berada di tengah tanpa terpengaruh oleh salah satu pihak, kita akan lebih mudah menemukan bias hasil survei. Barulah kemudian kita bisa meminta pendapat para ahli di bidang tersebut untuk mengambil keputusan dan menyimpulkan hasil survei. Jangan menyimpulkan sendiri. Sebab jika kita coba-coba menyimpulkan data statistik tanpa pengetahuan khusus, yang ada hanya kepentingan berat sebelah, sikap tidak ilmiah, dan tidak objektif. Jauh menyimpang dari tujuan utama ilmu statistika.

Pesan saya bagi teman-teman. Belajarlah statistika! Jika kita bisa menguasai ilmu ini, maka kita bisa memprediksi masa depan. Kita bisa melihat kesempatan dalam kesempitan, dan memanfaatkannya untuk kepentingan bersama. Tapi ada yang jauh lebih penting. Kita harus bisa netral, tidak berat sebelah. Harus objektif terhadap apapun hasil survei, tanpa terganggu kepentingan-kepentingan yang merusak keindahan ilmu statistik.

Sumber Berita : news.detik.com/pemilu2014, www.ceritamu.com, interpopulus.com

Recommended for you

2 thoughts on “Ilmu Statistika dan Pemilihan Presiden 2014”

Leave a Reply

You have to agree to the comment policy.