Browse By

Biaya Back End Cost PLTN

Lebih lengkapnya, biaya back end cost PLTN ialah biaya pengelolaan dan penampungan limbah radioaktif dari bahan bakar nuklir habis pakai. Pengelolaan ini diperlukan untuk mengamankan manusia dari bahaya limbah radioaktif. Bahan bakar nuklir habis pakai sendiri terdiri dari radioisotop-radioisotop yang bersifat radioaktif sebagai hasil reaksi fisi dalam reaktor PLTN. Diantara radioisotop ini ada yang waktu paruhnya cepat, ada pula yang lama seperti plutonium-239 yang bisa sampai 24 ribu tahun. Waktu paruh sendiri berarti waktu yang diperlukan radioistop sehingga sifat radioaktifnya menjadi setengah sifat semula. Bayangkan 24 ribu tahun baru turun setengah! Waktu yang lama sekali bukan? Oleh karena pengelolaan dan penyimpanan yang memakan waktu lama dan memerlukan penanganan khusus, maka biaya back end cost PLTN ini meroket.

Berapa Biaya Back End Cost PLTN?

Pertanyaannya kini: Proses pengelolaan dan penyimpanan limbah radioaktif itu seperti apa? Berapa biaya back end Cost PLTN?

Biaya back end cost PLTN - penampungan limbah

Biaya back end cost PLTN – penampungan limbah
(sumber : cslgreenlibrary.wordpress.com)

Pemerintah negara-negara PLTN sebenarnya tengah memikirkan 6 metode mengelola limbah radioaktif, namun baru 2 metode saja yang diimplementasikan. Metode tersebut adalah langsung mengubur bahan bakar nuklir habis pakai dan yang kedua, mendaur ulang bahan bakar nuklir. Mari kita membahas metode tersebut satu per satu.

Metode pertama yakni langsung mengubur bahan bakar nuklir habis pakai. Cara ini diterapkan oleh Amerika Serikat. Gampangnya, sekali pakai langsung buang. Metode ini memang tidak memerlukan biaya daur ulang. Biaya pengolahan limbah daur ulang pun tidak keluar. Namun, volume limbah radioaktif jadi sangat banyak dan memerlukan daerah yang sangat luas untuk dapat menyimpannya dengan aman dari manusia.

Metode kedua adalah daur ulang bahan bakar nuklir. Prancis tengah menjalankannya. Jepang mencoba menerapkan metode ini namun terhenti di tengah jalan karena kerusakan dan kecelakaan di fasilitas daur ulang Monju. Daur ulang bahan bakar nuklir memang bisa mengurangi volume limbah radioaktif dan bisa menggunakannya kembali sebagai bahan bakar nuklir. Namun ada biaya operasi yang besar untuk menjalankan daur ulang. Ditambah lagi biaya untuk mengolah sisa daur ulang yang sangat berbahaya berupa limbah radioaktif cair dan Transuranic waste (TRU).

Karena limbah radioaktif cair sulit diproses, maka limbah itu dicampur dengan kuarsa dan dipadatkan menjadi serupa gelas. Proses ini disebut dengan vitrifikasi. Padatan gelas itu bersifat radioaktif sangat tinggi (high level waste) dan tingkat radioaktivitasnya mencapai 14000 Severt yang mampu membunuh langsung makhluk hidup di dekatnya. Tidak hanya itu, padatan gelas ini mengandung radioisotop dengan masa paruh yang sangat lama, misalnya neptunium-237 yang waktu paruhnya 2,14 juta tahun, Zirkonium-93 yang waktu paruhnya 1,53 juta tahun. Juta tahun! Apakah teman-teman bisa membayangkannya? Limbah radioaktif inilah yang rencananya akan dikubur dalam tanah sambil menunggu sifat radioaktifnya turun hingga tidak membahayakan manusia.

Recommended for you

Baca Halaman Selanjutnya — 1 2 3 4

Leave a Reply

You have to agree to the comment policy.