Browse By

Ucapan Syukur

Ucapan syukur biasanya kita lakukan saat kita menemukan hal-hal yang baik. Atau saat kita mengalami hal yang baik. Mengucap syukur cenderung lebih mudah untuk dilakukan saat kita memperoleh keuntungan atau kebaikan. Sebaliknya, mengucap syukur akan sulit dilakukan saat kita menemukan kesulitan atau kegagalan. Firman Tuhan yang berkata, “Mengucap syukurlah dalam segala hal” ternyata menjadi sulit dilakukan oleh kebanyakan orang, termasuk orang yang percaya. Mengapa?

Pertama, karena kita mengucap syukur secara eventual atau sekali-sekali. Mengucap syukur bukan menjadi sebuah kebiasaan yang dilakukan terus menerus. Saya bersyukur, sejak kecil mama sudah membiasakan adik dan saya untuk mengucap syukur. Kalau nilai kami bagus, kalau kami masih sehat-sehat saja, kalau kami memperoleh hadiah, bahkan saat kami harus kebasahan karena hujan. Kebiasaan untuk mengatakan “Terima kasih” juga mendidik kita untuk dapat selalu bersyukur dalam segala kondisi. Maka, mulai dari sekarang, mari biasakan untuk mengucap syukur.

Yang kedua mengapa kita sulit mengucap syukur yaitu karena kita tidak mau melihat dari sisi lain. Kita selalu melihat suatu kejadian atau masalah hanya dari sisi kita. Mungkin saja dibalik kegagalan dan kemalangan ada hal baik. Mungkin dibalik masalah di dalam keluarga, kita jadi semakin dekat dengan Tuhan. Saat kita ditipu atau dibohongi, kita jadi belajar untuk mau mencari fakta dan tidak mudah percaya. Atau saat kita gagal menyelesaikan sebuah tugas, kita belajar untuk lebih giat dan tidak menunda-nunda lagi. Nah, coba belajar untuk melihat secara menyeluruh. Dibalik segala macam kesulitan dan masalah, tentu ada nilai-nilai baik yang kita dapatkan.

Dan yang ketiga, kita kadang lupa bahwa selalu ada Yesus. Ada Yesus di dalam kehidupan kita. Sering kita merasa Yesus diam saja. Padahal, Ia tahu persis apa yang menimpa kita. Ia bahkan hadir di dalam setiap keluh kesah dan rasa sakit yang kita alami. Saya rindu para pembaca untuk menyadari bahwa Yesus pun ikut merasakan kesedihan Anda dan saya. Lebih dari itu, dengan mengingat bahwa Yesus selalu ada, selalu akan ada alasan bagi kita untuk mengucap syukur. Walaupun masalah ada dan seperti tidak ada jalan keluar lagi, namun kita tahu, Yesus ada dan memegang tangan kita. Melalui lembah kekelaman, kita tidak takut akan bahaya, karena Yesus beserta kita.

Recommended for you

Leave a Reply

You have to agree to the comment policy.