Browse By

Pemimpin Pujian yang Kreatif

Dalam pelayanan dan persekutuan terutama di kalangan siswa, pemimpin pujian yang kreatif mutlak diperlukan. Pemimpin pujian yang adalah bagian dari siswa perkumpulan sendiri harus kreatif, supaya dapat mengajak teman-teman yang lain memuji Tuhan. Selain itu, pujian dan bentuk ibadah yang kreatif bermanfaat bagi perkembangan rohani siswa. Sebaliknya, ibadah yang monoton bisa jadi membosankan sehingga ditinggalkan oleh para siswa.

Menyadari pentingnya pembinaan pemimpin pujian yang kreatif, Rokris SMA Negeri 8 Jakarta pun tidak pernah absen menggelar training MC dan pemusik. Acara training ini biasanya digelar di sekolah pada saat hari libur pelajaran dan dipimpin oleh kakak-kakak alumni yang berpengalaman. Seperti apa sih training MC dan pemusik itu? Saya akan berikan sedikit informasi dan data mengenai bagaimana menjadi pemimpin pujian yang kreatif.

Pemimpin Pujian : Pelayanan Musik

Pemimpin Pujian yang kreatif

Pemimpin Pujian yang kreatif

Di dalam Alkitab dicatat bagaimana musik mewarnai kehidupan umat ALlah dari waktu ke waktu. Musik sudah ada sejak zaman Yubal (Kejadian 4:21) sampai kepada nyanyian orang banyak di sorga yang dicatat di kitab Wahyu 19. Dan dalam kepemimpinan raja Daud, pelayanan musik ditata dengan baik dan rapi dalam ibadah. Daud mengkhususkan anak-anak Asaf, anak-anak Herman, dan anak-anak Yedutun untuk mengorganisir pelayanan puji-pujian dalam ibadah Israel. Teman-teman bisa membacanya dalam 1 Tawarikj 25:1-27 dan 2 Tawarikh 29:25.

Ada beberapa contoh dalam Alkitab tentang bagaimana nyanyian rohani digunakan anak-anak Tuhan dalam setiap keadaan yang mereka hadapi. Contoh yang paling kita kenal adalah kitab Mazmur, kitab terpanjang dalam Alkitab yang terdiri dari 150 pasal, merupakan puji-pujian yang menggambarkan secara dalam tentang hubungan atau relasi antara anak-anak Tuhan yakni umat dengan Tuhannya yaitu Allah.

Puji-Pujian atau nyanyian rohani merupakan salah satu bentuk komunikasi IMAN antara:

Umat dengan Allahnya

Ketika bangsa Israel mengalami pertolongan Tuhan yang ajaib ketika mereka dikejar oleh tentara Mesir dengan terbelahnya Laut Teberau (Keluaran 14:15-31), maka dicatat bagaimana takutnya bangsa Israel lalu mereka memanggil Tuhan dan hamba-Nya Musa (Keluaran 14:31). Musa kemudian memimpin bangsa Israel untuk mengkomunikasikan pujian kepada Allah karena perbuatan Allah yang ajaib melalui nyanyian rohani (terdapat dalam Keluaran 15:1-21). Jika kita gali lebih dalam syair nyanyian mereka, maka terdapat 3 alasan mengapa orang-orang Israel memuliakan Tuhan, yaitu:

  1. Mereka memuji Tuhan karena keberadaan-Nya, sebagaimana Dia ada (ayat 1a)
  2. Mereka memuji Tuhan karena apa yang telah dilakukan-Nya (ayat 2a)
  3. Mereka memuji Tuhan karena Dia milik mereka. Mereka memiliki hubungan yang istimewa dengan Tuhan (ayat 2b)

Allah dengan Umat-Nya

Di hadapan Musa dan Yosua, Allah memerintahkan Musa untuk menuliskan nyanyian yang harus diajarkan kepada orang Israel (Ulangan 21:19, 22) yang akan memasuki tanah Kanaan dibawah kepemimpinan Yosua. Nyanyian yang merupakan salah satu bentuk dan cara Allah mengkomunikasikan firman-Nya kepada umat-Nya juga dicatat dalam Ulangan 32 dan Mazmur 50.

Umat dengan sesama umat

Nyanyian rohani juga dapat berfungsi sebagai bentuk komunikasi iman antara umat Allah. Misalnya seperti nyanyian rohani dalam Mazmur 133. Lagu-lagu seperti ini banyak digunakan untuk lagu kesehatian, seperti Kita satu keluarga dalam Kristus, Kucinta Keluarga Tuhan, O Betapa Indahnya, dll.

Peran Pemimpin Pujian dalam Ibadah

Jika kita menganalogikan sebuah ibadah bersama yang dipimpin oleh seorang pemimpin pujian sebagai drama, maka pemimpin pujian adalah sutradara sekaligus pemain. Sedangkan pemain dalam drama tersebut adalah jemaat dan penontonnya adalah Tuhan sendiri. Tentunya dalam sebuah drama yang baik, para pemain ataupun sutradaranya berupaya untuk memberikan yang terbaik pada penonton.

Peranan pemimpin pujian adalah mengajak, memotivasi, dan membawa jemaat datang kepada Tuhan melalui ibadah yang dilakukan. Tentu saja, pemimpin pujian juga harus datang keapda Tuhan dan menikmati ibadah yang dilakukan. Ingat kembali bahwa makna ibadah sesungguhnya adalah perjumpaan dengan Tuhan.

Pemimpin pujian membantu jemaat menyatakan kebesaran Allah, penghakiman Allah, pengakuan dosa jemaat, melalu liturgi atau alur ibadah yang disusun dan lagu-lagu yang dipilihnya. Ia memimpin jemaat berdoa dan mengarahkan jemaat terhadap keberadaan Allah. Semua hal ini dilakukan bersama-sama dengan pemusik, singer, paduan suara, dan unsur-unsur lain dalam ibadah.

Sumber Gambar : ski.sch.id

Recommended for you

Leave a Reply

You have to agree to the comment policy.