Browse By

Pandangan Terhadap Kematian

Kematian bagi banyak orang mungkin adalah hal yang paling buruk di dalam hidup. Mati itu identik dengan habis, selesai, tidak bisa apa-apa lagi. Mati itu identik dengan berpisah dan tidak bisa bertemu lagi untuk selama-lamanya. Mati adalah akhir, tamat.

Saya pun juga tidak lepas dari masalah yang sama. Mulai dari tulang, amangboru, bou (menunjuk pada saudara dari ayah dan ibu dalam adat batak) meninggal dunia secara berurutan. Belum lagi saudara-saudara lainnya yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu. Waktu tulang (paman) meninggal pada 2007 saya sedih benar. Itu adalah kali pertama saya kehilangan orang yang sangat dekat dengan saya. Itu juga adalah kali pertama saya secara sadar menyaksikan prosesi pemakaman orang meninggal. Sedih rasanya kehilangan tulang, apalagi kalau teringat akan kebaikannya kepada saya.

Pandangan terhadap kematian

Pandangan terhadap kematian

Saat Kematian Memisahkan

Tapi kesedihan itu tidak berlarut-larut. Saya belajar dari sikap mama (adik tulang) dan semua saudara-saudara lainnya. Selama hampir seminggu mereka merasa sedih, beberapa kali menonton video biografi tulang, video ibadah sampai pemakaman, dan meneteskan air mata. Tapi itu tidak berlangsung lama. Tidak berlarut-larut. Semua saudara dan keluarga keluar dari rasa sedih, bangkit dari rasa kehilangan, menatap masa depan. Kini kami mungkin sesekali mengingat jasa dan  kebaikan Tulang, tapi tidak pernah sampai menangis lagi. Semuanya karena kami percaya bahwa Tulang telah bertemu dengan Tuhan di sorga.

Pengalaman yang sama juga saya alami ketika teman saya sewaktu kelas 2 Sekolah Menengah Atas meninggal dunia di tahun 2009. Semuanya terjadi begitu mendadak sehingga baik keluarga dekat, kerabat, hingga teman-teman sekelas saya pun merasa sedih semuanya. Suasana kelas langsung berubah setelah hari kematian teman saya itu. Beberapa siswa-siswi jadi sering berkumpul bersama, menceritakan pengalaman-pengalaman bersama dengan teman saya yang meninggal itu. Ada juga yang sampai meneteskan air mata karena rasa kehilangan yang sangat dalam. Tapi saya merasa ada yang berbeda. Raut wajah mereka berbeda. BERBEDA.

Recommended for you

Baca Halaman Selanjutnya — 1 2

Leave a Reply

You have to agree to the comment policy.