Browse By

Kristen Sejati

Pohon Jati

Ada seorang pendeta yang sedang berlibur di kampung halamannya yang jauh dari perkotaan. Pagi hari ia berjalan-jalan mengelilingi area kampungnya. Kemudian dia bertemu dengan seorang pemilik ladang jagung yang adalah teman lamanya. Dia melihat temannya sedang begitu asyik memanen jagung. Kemudian dia berbincang-bincang dengan temannya itu. Berikut ini kira-kira percakapannya.
Pendeta : Hai kawan, berapa lama waktu jagung ini dari benih hingga siap dipanen?
Teman1 : Kira-kira 3 bulan lamanya.
Pendeta : Waktu yang cepat ya kawan. Lantas apa saja penghambatnya?
Teman1 : Banyak kawan. Ada hama perusak dan kadang jagung ini mudah roboh karena cuaca. Harganya juga murah.
Pendeta : Wah, sulit juga ya.

Setelah agak lama berbicara dengan temannya itu, sang pendeta berpamitan pergi. Dia meneruskan perjalanan. Setelah melewati hutan jati, di ujung jalan dia bertemu dengan temannya lagi, kali ini dia pemilik hutan jati. Pendeta ini terkesan dan mau berbincang dulu dengan temannya ini.
Pendeta : Sudah berapa lama kau bekerja di hutan jati ini?
Teman2 : Sudah hampir 40 tahun.
Pendeta : Pohon-pohon jati ini sudah tua pasti, lihat batangnya sudah besar-besar.
Teman2 : Betul, disini rata-rata umurnya 30 tahun.
Pendeta : Berapa lama waktunya pohon ini siap ditebang?
Teman2 : Pada awalnya saya menanam dari benih sampai kira-kira 1 meter. Itu 1 tahun.
Pendeta : Terus?
Teman2 : Lalu saya pindahkan ke tanah yang kering, ini agar batangnya kokoh, dan tidak menyimpan terlalu banyak air. Ini makan waktu 3 tahun.
Pendeta : Sudah siap ditebang?
Teman2 : Belum kawan, pohon ini harus dibiarkan tumbuh hingga 30 tahun lagi. Baru siap ditebang.
Pendeta : Lama sekali kawan!
Teman2 : Betul, tapi saya bersyukur, karena nantinya bila dijual, akan laku dengan harga tinggi.

Setelah itu, sang pendeta pamit dan meninggalkan temannya. Dalam perjalanan pulang, dia merenungkan tentang kesabaran temannya yang pemilik hutan jati, bagaimana ia menunggu bertahun-tahun hingga pohon jati siap ditebang.

Dalam hidup ini terkadang kita juga mesti bersabar menghadapi sesuatu rintangan yang tidak ada habisnya. Sama seperti pohon jati yang harus hidup di tanah kering bertahun-tahun, kepanasan, dan kurang air. Tapi nanti, pohon jati itu akan berharga dan dicari banyak orang karena kekuatannya dan tidak rusak karena serangga. Lihat saja, semua perabotan kayu dalam rumah yang punya kualitas unggul dan tahan lama pasti terbuat dari kayu jati. Begitu pula dengan hidup kita, kalau kita bisa kuat dan tahan uji melalui berbagai rintangan dan cobaan, pasti nanti hidup ini akan jadi berharga dan bermanfaat bagi banyak orang.

Itulah makanya tidak pernah ada frase kristen se-jagung, tapi kristen se-jati!
Sudahkah kita menjadi kristen yang benar-benar sejati?

Recommended for you

Leave a Reply

You have to agree to the comment policy.