Browse By

Sosok Dosen yang Sempurna – Okano Sensei

本校では4年間、講義や実験・実習を通した厳しい教育・訓練を繰り返します。「ものづくり、人づくり」の未来を担う人材を育成するのですから、厳しさが伴うのは当然なのです。技能と技術の専門性に特化するのではなく、実験・実習とともに職業訓練指導員としての人格形成を進めるためには時間が必要です。学校生活を笑って過ごすだけで、夢のある未来をつくれますか?「苦しさを乗り越えたときにこそ、真の喜びに出会える」と思いませんか?岡野先生

Universitas ini selama 4 tahun, terus-menerus menjalankan pendidikan dan latihan yang ketat melalui kuliah umum dan eksperimen/ percobaan. Kenapa harus ketat? Untuk mendidik manusia-manusia yang unggul dan mapan, pendidikan yang tegas dan ketat mutlak diperlukan. Selain itu, perlu waktu yang panjang untuk membentuk instruktur yang berkualitas, melalui pelatihan teknik dan skill. Apakah Anda bisa mewujudkan mimpi hanya dengan kuliah santai-santai saja? Atau apakah Anda berpikir “Sukacita yang sebenarnya hanya didapatkan setelah melewati masa-masa sulit”? Mari bergabung  dan bersama meraih mimpi. Okano Sensei.

Foto Okano sensei
Foto Okano sensei

Di atas adalah petikan pidato Okano Sensei dalam kuliah umum pertama Fakultas Teknik Elektro di kampus saya, bulan April tahun lalu. Okano Sensei adalah dosen profesor, sekaligus dekan fakultas teknik elektro di kampus saya. Sosoknya menjadi pemimpin sekaligus panutan di antara para mahasiswa dan dosen di fakultas saya.

Saya masih ingat betul ketika Okano Sensei dengan suara keras dan penuh semangat berpidato. Ketika ada seorang mahasiswa yang menguap karena mengantuk, Okano Sensei langsung berteriak dan menunjuk siswa tersebut, kemudian menyuruh siswa itu segera meninggalkan ruangan. Uh, ini sensei strict banget, itu adalah kesan pertama saya terhadap Okano Sensei.

Setelah kuliah umum pertama itu, saya dan teman-teman kembali harus merasakan “ketakutan” yang sama, karena Okano Sensei menjadi dosen mata kuliah Elektromagnetik I dan II, mata pelajaran yang harus diambil selama tahun pertama. Tapi kuliah Elektromagnetik I mengubah kesan saya terhadap Okano Sensei. Bayangkan, Sensei tidak membawa buku atau apapun dan masuk ke dalam kelas. Dia kemudian langsung menulis di papan tulis sambil menjelaskan panjang lebar mengenai Elektromagnetik. Wah, hebat sekali ini Sensei, begitu gumam saya dalam hati.

Kuliah pertama itu pada bulan April tahun lalu, tapi saya masih ingat betul bagaimana Sensei mengajar. Dengan sedikit melipat lengan kemejanya, Sensei menulis persamaan matematika sambil menjelaskan elektromagnetik dengan suara lantang, tanpa keraguan. Mahasiswa pun tidak bisa bermalas-malasan atau bermain-main, karena Sensei bisa bertanya apa saja, kapan saja pertanyaan mengenai listrik. Semua mahasiswa mendengarkan kuliah dengan tegang.

Di akhir kuliah hari itu, Sensei segera memanggil empat orang mahasiswa asing, termasuk saya. Okano Sensei bertanya apakah kami mengerti kuliah tadi (waktu itu kami belum terlalu bisa Bahasa Jepang). Kami semua menjawab ya, karena hampir semua yang diajarkan telah kami pelajari sebelumnya dan hanya mengulang saja, namun dalam bahasa yang berbeda. Saya pun memberanikan diri bertanya dan meminta petunjuk buku kuliah dalam Bahasa Inggris yang bisa dipakai sebagai penuntun. Sensei dengan senang hati meminjamkan buku itu (Pada akhirnya saya meminjam buku Sensei selama kurang lebih satu tahun, hehehe).

Mulai sejak saat itu, saya tidak merasa tegang lagi saat mata kuliah Okano Sensei. Saya malah senang bisa diajarkan Sensei dan pikiran saya mulai dibukakan dengan hal-hal baru. Okano Sensei tidak hanya mengajarkan rumus-rumus melulu, tapi cara pikirnya. Dengan cara pikir tersebut, benda berbentuk apapun, dengan jarak berapapun, bisa diketahui medan magnetnya. Rumus-rumus yang rumit seakan-akan menjadi gampang, karena Sensei mengajarkan bagaimana membuat rumus tersebut, bukan bagaimana menghafalkannya.

Di semester kedua, saya sudah tidak sungkan lagi bertanya kepada Okano Sensei. Kalau dulu, saya sungkan karena merasa rendah diri akan kemampuan Bahasa Jepang yang masih rendah, kini saya sudah lebih percaya diri. Saya berani bertanya kepada Sensei mengenai pertanyaan-pertanyaan dan hitungan yang lebih sulit. Sensei pun dengan senang hati membantu dan menuntun saya, memecahkan persamaan dan menyelesaikan soal tersebut.

Okano Sensei mengajarkan hal-hal yang benar-benar baru pada saya. Hal-hal yang dulu saya tidak pelajari selama Sekolah Menengah. Hal-hal baru itu yang membuat saya terus berpikir dan berpikir, sambil menunggu hal-hal baru berikutnya. Kuliah menjadi mengasyikkan bagi saya. Hingga saat ini, hampir satu tahun setengah saya diajar oleh Sensei, Okano Sensei adalah sosok dosen yang paling sempurna.

Catatan Pidato Okano Sensei

Hari ini, saat meminjam buku di perpustakaan saya tidak sengaja menemukan brosur Universitas dari tahun ke tahun dan kemudian membacanya. Saya membaca brosur dari tahun 2012, 2011, 2010, dan 2009. Saat membaca brosur tahun 2010, saya kemudian menemukan teks pesan singkat Okano Sensei. Ketika membacanya ingatan saya kembali muncul, ini adalah petikan pidato Sensei saat kuliah pertama Teknik Elektro. Saya segera ambil handphone saya, kemudian memfoto teks itu.

Hari ini, hari yang sama, saya memasukkan kutipan pidato Sensei, dan sedikit menerjemahkannya ke dalam Bahasa Indonesia. Menerjemahkannya ke Bahasa Indonesia sedikit menurunkan makna sebenarnya, maka saya mengusulkan agar teman-teman bisa mengartikannya sendiri langsung dari bahasa Jepang. Terjemahan yang saya sisipkan bisa dipakai sebagai penunjang dan penuntun.

Demikian tulisan pertama saya dalam tema Refleksi Dua Tahun Hidup di Jepang. Saya mempersembahkan tulisan pertama ini kepada Okano Sensei (Profesor Okano) sebagai tanda hormat dan apresiasi saya terhadap Sensei. Sensei terbaik yang pernah saya temui.

Sumber Foto : Profesor Okano

Recommended for you

Leave a Reply

You have to agree to the comment policy.