Hari berikutnya saya menceritakan kepada Kokusai Sensei bahwa saya telah mendapatkan rumah untuk ditempati bulan April nanti. Sensei pun ikut senang. Di beberapa kesempatan, saya juga bercerita kepada teman-teman lain yang masih mencari tempat tinggal. Saya menceritakan prosedur dan pengalaman yang saya alami kepada mereka. Mereka merasa sangat tertolong karena bisa mengetahui bagaimana trik dan tips untuk menyewa rumah tempat tinggal di Jepang.

Teman yang saya beritahu ada kamar kosong 102 juga sangat berterimakasih kepada saya. Dia berkata bahwa dia telah putus asa dan rasanya sudah mau menyerah mencari rumah, namun sangat tertolong dengan telepon dari saya yang mengatakan ada kamar kosong dan siap ditempati. Prosedurnya juga mudah karena dia mengatakan kenalan Nugroho. Puji Tuhan saya bisa menjadi berkat bagi teman-teman mahasiswa asing yang tengah kesulitan menemukan dan mencari rumah tempat tinggal.

Bahkan ketika kemudian berbincang-bincang dengan teman, saya makin menyadari betapa besarnya berkat Tuhan. Harga rumah yang didapatkan relatif terjangkau dengan fasilitas yang memadai dan letak yang strategis. Teman yang lain bahkan ada yang mesti membayar hingga 5-6 juta sebulan untuk sewa rumah dan hingga 20 juta untuk biaya awal sewa rumah.

Awalnya saya sangat ketakutan dan cemas, bahkan hingga sempat putus asa melihat betapa ribetnya untuk menyewa rumah sendiri di Jepang. Kaget sekaligus kuatir ketika mengetahui besarnya biaya yang mesti dikeluarkan untuk menyewa rumah di Jepang. Namun, semuanya bisa saya lewati dengan berkat dan bimbingan Tuhan. Ketika merenungkannya saya makin bersyukur dan bersyukur lagi kepada Tuhan. Tidak bisa rasanya kalau saya hanya memendam kisah ini tanpa mengisahkannya kepada orang lain. Jadi, inilah kisah saya mengenai mendapatkan dan menyewa rumah di Jepang. Inilah kesaksian saya atas begitu besarnya rahmat dan berkat Tuhan dalam kehidupan saya.

Simak terus kisah selanjutnya.

Sumber gambar : http://www.houwa.net

Recommended for you