Browse By

Natal, Mengapa Kita Harus Bersukacita?

Suasana Natal amat dirindukan oleh setiap orang, bukan hanya oleh orang-orang Kristen saja, namun lebih dari itu Natal amat dirindukan oleh penganut lintas agama. Di bulan Desember-bulan yang amat identik dengan Natal, banyak terjadi perubahan. Di mal-mal, mulai dipasang atribut-atribut natal, seperti pohon Natal, lonceng, dan sebagainya. Natal menjadi sarana bagi produsen produk untuk meningkatkan penjualan mereka, melalui diskon-diskon yang amat menggiurkan. Tidak heran, suasana Natal amat ditunggu-tunggu setiap tahunnya.

Sebenarnya, apa yang membuat Natal itu amat ditunggu-tunggu? Tentu saya hanya dapat menjawab dari sudut pandang orang Kristen-bukan yang lain. Natal amat ditunggu karena melalui Natal, ada sukacita yang Allah salurkan ke dalam hidup kita. Jadi, sudah pasti kita harus bersukacita. Ini baru salah satu alasannya, biar saya jabarkan lebih jauh alasan lainnya.

Pertama, Natal membuktikan kepada kita, bahwa Allah mau turun ke dunia, mengosongkan dirinya, menjadi manusia-sama seperti kita. Ia mau merasakan lapar dan haus, dihina, patah hati, ditinggalkan, bahkan Ia mau disalibkan untuk menebus dosa kita. Allah telah menjadi Allah yang begitu dekat dengan kita, jauh lebih dekat dari pakaian kita sekalipun.

Kedua, kita harus bersukacita karena kita sadar bahwa Yesus adalah Juruselamat kita. Dalam Lukas 2:11, “Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud.” Melalui Natal, misi Allah untuk menyelamatkan manusia baru dimulai. Dan melalui kematian Yesus, misi itu terpenuhi. Yesus adalah Juruselamat kita, yang menyelamatkan kita dari jurang dosa ke kehidupan baru, dari neraka yang menyala-nyala kepada surga yang begitu indah.

Ketiga, kita mendapat kepastian di tengah ketidakpastian. Ketidakpastian selalu melingkupi kehidupan kita, melalui masalah, tantangan, masa depan, dan banyak lainnya. Namun Allah sendiri memberikan suatu kepastian, yaitu penyertaan penuh hingga akhir zaman, bagi kita. Sehingga kita tidak perlu takut lagi, karena kita telah beroleh kepastian.

Keempat dan terakhir, kita harus bersukacita karena Natal membawa perubahan dalam hidup manusia. Saya yakin, para gembala-yang menjadi saksi kelahiran Yesus, adalah orang-orang yang tersisih dan tidak dianggap, bahkan mereka tidak termasuk ke dalam hitungan sensus penduduk saat itu. Namun, dalam Lukas 2:20, dikatakan “Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat, semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka.” Jadi, jelas ada perubahan dalam hidup gembala tersebut. Kalau 2010 tahun yang lalu, Natal mampu membawa perubahan dalam hidup gembala, saya juga yakin Natal tahun ini juga mampu membawa perubahan bagi hidup kita.

Eh, ada tapinya. Kita bersukacita bukan hanya saat Natal saja. Bersukacita itu harus dilakukan setiap hari. Bersukacita memberikan damai dan sejahtera, yang membuat kita semakin bergairah di dalam menjalani hidup, dalam setiap aktivitas yang kita lakukan. Menarik bagi saya untuk mengutip ucapan yang dikatakan adik saya, “Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud.”(Lukas 2:11). Yesus itu harus lahir setiap hari dalam hidup kita, dan yang pasti sukacita Natal akan selalu mengikuti kehidupan kita, setiap hari, sepanjang tahun.

SELAMAT NATAL 2010, TUHAN YESUS MEMBERKATI
-ditulis pada pagi hari tanggal 25 Desember 2010, setelah Ibadah Natal I di HKBP Jakasampurna.

Recommended for you

Leave a Reply

You have to agree to the comment policy.