Browse By

Membeli Mangga Asam

Mangga

Buah Mangga

Sejak pertama saya tinggal di Bandung, mama sudah menyuruh saya untuk membeli beberapa buah, dan saya memilih untuk membeli buah pisang atau jeruk peras. Alasannya, karena kedua buah ini mudah dikonsumsi, dan saya tahu pasti bagaimana memilih buah yang baik. Lewat hampir tiga bulan, saya juga mengonsumsi tomat dan wortel selain dari dua buah di atas. Di akhir November, musim mangga sudah datang. Pasar SimpangĀ  Dago mulai dipenuhi dengan para pedagang yang menjual buah mangga. Saya sebenarnya suka buah mangga, namun karena perlu proses pengolahan yang agak ribet ditambah ketidaktahuan saya dalam memilih buah mangga yang baik, saya kurang menyukai buah yang satu ini.

Hingga di tanggal 29 November 2010, saya melihat seorang pedagang menjual mangga dengan harga yang cukup murah, 8000/kg. Saya membeli mangga 1 kg hari itu, namun setelah dikupas dan hendak saya makan, ternyata rasanya asam. Saya bingung apa yang harus saya perbuat dengan mangga ini, dibuang sayang, tapi siapa yang mau memakannya? Terus kalau yang lain juga rasanya asam, masak mau dibuang semua?

Akhirnya, muncul dalam ide saya untuk membuat sup buah mangga. Jadi, saya mengupas beberapa mangga dan menaruhnya di dalam wadah, membuat larutan gula pekat lalu mencampurnya dengan buah tadi ditambah dengan susu kental manis. Kemudian, saya taruh di kulkas, dan setelah menjadi dingin, ternyata mangga itu menjadi manis dan saya amat menyukainya. Rasa asam itu dinetralisasi oleh larutan gula dan susu, membuatnya menjadi manis, dan enak untuk disantap. Sejak saat itu, saya tidak lagi membeli jeruk dan pisang, namun hanya mangga. Lambat laun pula, saya sudah tahu memilih mangga yang baik dan manis (karena diberitahu mama, dan bertanya kepada teman). Tiga minggu terakhir saya di Bandung tahun ini, saya telah membeli 4 kg mangga. Dan ketika saya menuliskan renungan ini, sup buah mangga yang terakhir sudah habis, dan mengingatkan saya akan awal dari kisah ini.

Ada kalanya kita diperhadapkan kepada situasi yang tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Saya mengharapkan buah mangga yang manis, namun sebaliknya saya malah memperoleh buah yang asam. Namun, saya mendapatkan suatu inspirasi dari pengalaman saya ini, bahwa Tuhan kadangkala mengizinkan kita menghadapi sesuatu yang berlawanan dengan apa yang kita kehendaki agar kita mau melihat dari sisi lain. Dengan melihat dari sisi lain, kita akan belajar hal-hal baru, seperti saya-membuat sup buah mangga. Belajar hal-hal baru akan membuat kita lebih siap menyongsong apapun yang berada di depan kita.

Saat kuhadapi keadaan yang tidak aku harapkan,
Rasa kesal dan marah muncul dalam hati kepada Tuhan,
Namun ketika saya mau melihat dari sisi lain,
Allah memampukan saya untuk berbuat lebih;
Jauh lebih besar dan dashyat-
dari yang selama ini saya mampu lakukan.

Recommended for you

Leave a Reply

You have to agree to the comment policy.