Menghadapi Musuh (Mazmur 3)
“Ya TUHAN, betapa banyaknya lawanku! Banyak orang yang bangkit menyerang aku” (Mazmur 3:2)
Mazmur 3 adalah Mazmur yang ditulis oleh Daud ketika ia lari dari Absalom anaknya. Mungkin pada saat itu perasaan Daud campur aduk. Di satu sisi dia terancam nyawanya dan ketakutan karena dikejar-kejar. Di sisi lain, Daud juga sedih karena anaknya sendiri membangkang kepada orangtuanya. Daud merasa seorang diri dan tidak ada yang membela atau menolongnya.
Pembahasan Mazmur 3 mengenai Menghadapi Musuh
Tapi dalam Mazmur ini kita dapat belajar 2 hal yang dilakukan Sang Pemazmur ketika dirinya terancam dan menghapi musuh yang hendak menyerangnya.
1. Ketika kita menghadapi musuh, jangan panik. Orang yang panik cenderung mengambil tindakan yang aneh-aneh, dan sering tidak sesuai dengan Firman Tuhan. Misalnya saja Saul, saat orang-orang Filistin mengerahkan tentaranya untuk berperang melawan Israel, yang tertulis dalam 1 Samuel 28: 1-25. Saat itu Samuel telah mati. Ketika Saul melihat tentara Filistin itu, maka takutlah ia dan hatinya sangat gemetar. Dan Saul bertanya kepada TUHAN, tapi TUHAN tidak memberikan jawaban apa-apa. Karena panik itulah, akhirnya Saul menyuruh orang untuk mencari pemanggil arwah untuk dapat berbicara kepada Samuel yang telah mati. Jelas hal ini tidak sesuai dengan perintah Tuhan. Dari sini kita sadar bahwa kepanikan hanya akan membawa kita kepada hal-hal yang aneh, dan terkadang melenceng dari rencana Tuhan.
2. Memiliki hubungan akrab dengan Tuhan. Dari Mazmur 3: 4-5, kita dapat belajar bahwa saat menghadapi musuh, hal yang harus dilakukan adalah berseru dan memohon kepada TUHAN. “Tetapi Engkau, TUHAN, adalah perisai yang melindungi aku, Engkaulah kemuliaanku yang mengangkat kepalaku. Dengan nyaring aku berseru kepada TUHAN, dan Ia menjawab aku daru gunungnya yang kudus (ayat 4-5). Daud bukanlah orang yang panik, namun langkah pertama yang dia ambil adalah mengandalkan Tuhan Allah ketika dia terjepit, terancam oleh musuh.
Ketika menghadapi musuh-Si Iblis-hal yang harus kita lakukan adalah mengandalkan Tuhan Allah. Kita tidak akan sanggup menghadapinya sendiri, dengan kekuatan kita, yang ada malah kita akan hancur lebur. Tapi dengan pertolongan Tuhan Allah, kemenangan besar telah ada di depan kita.
“Bangkitlah, TUHAN, tolonglah aku, ya Allahku! Ya, Engkau telah memukul rahang semua musuhku, dan mematahkan gigi orang-orang fasik. Dari Tuhan datang pertolongan. Berkat-Mu atas umat-Mu. (Mazmur 3:8-9)