Browse By

Memahami Perbedaan Kitab dalam Injil

Pernahkah teman-teman berpikir mengapa empat kitab dalam Injil menulis hal-hal yang sama sekaligus berbeda tentang Yesus? Mengenai kisah-kisah yang mirip, adakah ketiga kitab dalam injil sinoptik atau narasi yakni Matius, Markus, dan Lukas hanya sekedar ulangan kitab sebelumnya? Lalu bagaimana dengan kisah yang berbeda? Kesaksian mana yang benar? Mana yang dapat dipercaya? Mana yang tidak bisa dipercaya? Atau semuanya tidak dapat dipercaya? Pertanyaan seperti ini menjadi pertentangan oleh orang di luar Kristen dan menjadikannya alasan untuk menyatakan keabsahan Kristen. Bagaimana kita memahami persamaan dan perbedaan kitab dalam Injil?

Saya yakin mereka tidak menuliskan kisah Yesus asal-asalan, asal sesuka hati. Sebaliknya, saya percaya Tuhan Allah menginspirasi dan menyatakan diri kepada masing-masing penulis yakni Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes. Penyataan diri Allah inilah yang kemudian dinyatakan para penulis kitab Injil lewat kisah tulisannya.

Mengapa Kitab dalam Injil Berbeda?

Apakah teman-teman pernah menonton drama detektif? Saya sendiri tiap minggu tidak pernah melewatkan untuk nonton serial animasi Detective Conan di Nihon Television. Ketika sang detektif bertanya kepada para saksi mata, mereka mengharapkan jawaban yang bisa menunjuk kepada ciri-ciri pelaku. Semakin banyak dan detail jawaban diberikan, maka peluang untuk menangkap pelaku pun makin besar.

Masing-masing saksi mata kemudian menceritakan detail kejadian perkara dan ciri dan perilaku khas pelaku. Seorang bercerita bahwa pelaku rambutnya coklat, bajunya hijau tua, dan menggunakan sepatu hitam. Yang lainnya bercerita rambutnya ikal, bajunya ada lambang Polo, dan sepatunya ada gambar bintang di sisinya.

Kesaksian mereka sekilas nampak berbeda, namun itu tidak membuat kesaksian mereka bertentangan atau tidak valid. Jika ditelusuri dan disusun kembali, kesaksian para saksi mata justru memberikan deskripsi jelas bagaimana ciri-ciri pelaku. Pelaku berambut ikal dan coklat, mengenakan baju Polo warna hijau, dan menggunakan sepatu hitam Converse. Meskipun nampak berbeda, namun kesaksian mereka sangat membantu polisi untuk dapat menemukan pelaku.

Coba bayangkan kalau saksi mata malah memberi kesaksian yang sama persis. Seorang mendeskripsikan pelaku berambut coklat, baju hijau, dan sepatu hitam. Saksi kedua kemudian berkata, idem dengan saksi pertama. Saksi ketiga juga menjawab sama persis dengan saksi pertama. Selain sang detektif dan polisi akan kesulitan mendapatkan gambaran yang tepat tentang ciri-ciri pelaku, tiga saksi mata ini juga harus dicurigai. Jangan-jangan mereka merencanakan hal buruk dengan kesaksian mereka.

Kitab dalam Injil

Kitab dalam Injil

Kembali ke pembahasan kita mengenai empat kitab dalam Injil. Perbedaan kesaksian para penulis Injil itu sama dengan kesaksian berbeda dari para saksi mata. Para penulis kitan Injil menuliskan kisah Yesus Kristus dari sudut pandang mereka yang berbeda-beda. Kita bisa melihat Matius yang selalu bersama Yesus dan melihat mujizat ajaib Yesus. Yohanes sendiri punya hubungan yang lebih dekat dengan Yesus. Dia menceritakan kisah Yesus dari sudut pandang seorang murid dan sahabat. Yohanes mendeskripsikan pribadi Yesus yang berbeda, Yesus yang pergi ke Kana dan Samaria, Yesus yang menangis karena sedih, Yesus yang berfirman tentang diri-Nya dan Tuhan Allah. Sedangkan Lukas lebih mirip seorang reporter yang bertanya kepada banyak sumber dan kemudian menuliskannya dalam sebuah tulisan detail. Markus kemungkinan besar menuliskan kisah Yesus dari ucapan dan pengajaran Petrus dan orang-orang sekitar Yesus.

Para penulis kitab dalam Injil punya status berbeda, tingkat intelegensi berbeda, masa hidup berbeda, dan hubungan dengan Yesus yang berbeda pula. Namun poin kesaksian mereka sama, mereka mengisahkan kehidupan Yesus, pelayanan dan pekerjaan Yesus, hingga kematian dan kebangkitan Yesus. Kesaksian mereka sekilas berbeda namun tidak bertentangan, saling melengkapi dan memberikan gambaran yang jelas kepada kita mengenai pribadi Yesus Kristus. Kesaksian yang beragam namun tidak bertentangan ini juga yang kemudian saling mengokohkan kesaksian satu sama lainnya. Hingga kita dapat menyimpulkan semua kesaksian kitab dalam Injil adalah valid dan faktual.

Kini kita bersyukur atas karya Allah memperkenalkan diri-Nya kepada para penulis kitab dalam Injil. Allah sendiri yang menginspirasi para penulis untuk menuliskan kisah beragam tentang Yesus Kristus. Dan berkat kesaksian tulisan mereka, kita makin mengenal dan paham pribadi Yesus yang sebenarnya.

Sumber gambar : www.gracecov.org/

Recommended for you

Leave a Reply

You have to agree to the comment policy.