Browse By

Wow, Sungguh Hebat!

Wow, sungguh hebat! Hebat! Semuanya memang indah! Pengalaman hidup ini akan selalu indah dan menyenangkan ketika Tuhan Yesus ada di dalam hati dan hidup kita.

Kemarin adalah hari Jumat. Hari kedua saya berada di rumah sejak kedatangan saya dari Bandung pada hari Rabu kemarin. Sejak pagi hari saya sudah mulai mengerjakan tugas-tugas selama liburan maupun laporan yang harus segera dikumpulkan. Pagi itu, papa, mama, dan saya makan bersama. Sungguh amat menyenangkan ketika saya dapat mengalami momen ini–momen yang cukup jarang saya dapatkan–makan bersama dengan keluarga.

Hari berlalu dengan begitu cepat. Saya memiliki janji untuk pergi bersama dengan teman-teman ke Perayaan Ulang Tahun Departemen Pemuda dan Anak (DPA) Gereja Bethel Indonesia (GBI) yang diadakan di Central Park. Jam tiga kurang, saya sudah bersiap-siap untuk pergi. Sebelumnya, kami janjian untuk berkumpul di rumah Tante Hanna tepat pukul 15.00.

Tiba di rumah Tante Hanna, sudah ada beberapa teman yang menunggu. Melihat mereka–beberapa teman saya–memberikan sukacita tersendiri dalam kehidupan saya. Keramahan dan canda tawa yang mereka berikan masih sama persis seperti yang tersimpan di dalam memori saya. Momen bahagia yang Tuhan Yesus berikan kepada saya detik itu. Singkat cerita, kami berdoa bersama dan berangkat dengan naik mobil yang dikendarai oleh Ko Yanto menuju Rawamangun. Perjalanan singkat itu kembali melontarkan saya ke perjalanan sama yang saya lakukan bersama dengan papa di tanggal 17 Juli kemarin, ketika mau mengikuti penjurian lomba di GBI Petamburan. Perjalanan singkat itu juga kembali mengakrabkan saya dan teman-teman saya, khususnya mengenai kehidupan mereka yang cukup lama saya tinggalkan.

Wenny, sekarang berkuliah di Bina Nusantara (Binus) jurusan Marketing. Ia juga sempat menceritakan pengalaman dia mengikuti Ospek di Binus, tinggal di Apartemen Mahasiswa di daerah Kemanggisan. Ciri khasnya yang suka melucu dan agak bawel juga membuat kami dapat tertawa bersama. Ribka, sekarang bekerja menjadi assisten Kak Anna, mengajar di Sekolah Berkebutuhan Khusus di daerah Kelapa Gading. Omongan saya dan dia cukup nyambung karena sebelumnya saya sudah banyak bertanya kepadanya. Ia kembali menceritakan kegiatannya mengajar anak-anak autis (berkebutuhan khusus) dan juga pergumulannya dalam melakukan pekerjaan (menurut saya: pengabdian). Saya juga sempat berbagi pengetahuan saya mengenai mengajar anak-anak autis, yaitu metode menyanyi (di mana saraf motorik di otak dilatih untuk berkoordinasi dengan mulut, sekaligus memulai melatih memori anak), metode bertepuk tangan bersama, dan juga untuk menemukan bakat-bakat istimewa dari setiap anak. Kevin, yang sekarang ada di kelas 3, sekarang bercita-cita untuk masuk ke jurusan ilmu pangan di IPB. Salah satu alasannya, yaitu ada saudaranya yang tinggal di daerah Bogor. Saya sempat membagikan soal cita-cita kepadanya, khususnya untuk belajar keras dan tetap bermimpi setinggi-tingginya. Sejenak, saya juga sedikit menceritakan pengalaman saya selama berkuliah di ITB. Cara belajar saya, pelayanan yang saya lakukan, bahkan pengalaman-pengalaman unik yang saya miliki. Sungguh mengasyikkan ketika saya dapat berbagi cerita dengan mereka–beberapa teman terbaik yang saya miliki di dunia ini.

Perjalanan berlangsung singkat. Pukul 15.45, kami sudah tiba di Rawamangun. Sejenak menunggu ko Tonny di Gereja, saya menyempatkan diri untuk melihat-lihat keadaan gerja GBI Rawamangun sekarang ini. Tidak banyak yang berubah. Tidak banyak hal signifikan yang terjadi di Gereja yang memiliki posisi penting di dalam kehidupan saya ini. Melanjutkan perjalanan bersama dengan Ko Tonny, Ci Suthi, Ko Anto, Ci Betty dan beberapa adik lain yang saya lupa namanya menuju ke Central Park juga menawarkan keasyikkan sendiri hari itu. Kemacetan yang terjadi di Tol Dalam Kota menjadi warna tersendiri di dalam perjalanan kami sore itu. Tiba pukul 17.15, kami segera menuju ke lantai 12, di mana acara dilangsungkan, tepatnya di Nafiri Convention Hall. Keadaan masih sepi, beruntung, karena kami bisa bebas menentukan di mana kami akan duduk bersama.

Acara dimulai pukul 18.40, lumayan molor dari waktu yang direncanakan. Sebelumnya, saya sempat makan risoles yang dibawakan oleh Ci Betty. Sungguh enaknya, eh, eh, ini bukan soal risoles, ini soal kebersamaan kami malam itu. Ya, benar, saya merasakan kedekatan–kedekatan yang Tuhan Yesus berikan kepada kami.

Recommended for you

Leave a Reply

You have to agree to the comment policy.