Browse By

Menunjukkan Belas Kasih

Baru-baru ini saya membaca artikel bagaimana kehidupan hiu di lautan yang dalam dan luas. Kemampuan mendasar yang dimiliki hiu sebagia puncak dari rantai makanan di laut adalah kemampuannya mencium bau darah di dalam air. Kemampuannya luar biasa: mengenali setetes darah di dalam 10.000 liter air, amat mengagumkan! Darah menjadi pemicu bagi mekanisme makan mereka. Hiu juga biasanya berburu di dalam kelompok, menciptakan suatu ajang pemangsaan. Darah di air menandakan betapa rentannya si target di dalam air.

Menunjukkan Belas Kasih

Lautan dengan para pemburu luar biasa ini juga seakan-akan menjadi gambaran bagi kita mengenai kehidupan gereja saat ini. Tanggapan layaknya ajang pemangsaan hiu adalah tanggapan yang sama orang-orang gereja terhadap orang-orang yang terluka. Jangankan menjadi suatu komunitas di mana orang-orang saling mengasihi, memperhatikan, dan membangun, gereja menjadi suatu lingkungan yang berbahaya tempat para “pemangsa” menjadi “darah di dalam air” di dalam bentuk kegagalan atau kesalahan seseorang. Dari titik itulah, ajang pemangsaan terjadi dan jelas pasti memakan korban.

Alih-alih menjatuhkan orang di saat keadaan mereka terpuruk, kita seharunya memberikan dorongan dengan cara menolong dan memulihkan mereka yang gagal. Mereka butuh perwujudan dari kasih Kristus di dalam hidup mereka, apalagi di saat-saat kejatuhan. Tentu saja kita tidak boleh membenarkan perbuatan berdosa, tetapi Tuhan memanggil kita untuk menunjukkan belas kasih. Dia berkata, “Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan.” (Matius 5:7) Menerima belas kasihan berarti tidak mendapatkan apa yang sepantasnya kita terima, da kita pantas menerima hukuman kekal. Allah yang sama, telah menunjukkan belas kasih-Nya kepada kita di dalam Kristus, memanggil kita menunjukkan belas kasih kepada satu sama lain.

Ada banyak orang yang terluka, darah itu pasti bercampur dengan air, memanggil sang pemangsa yang siap menerkam. Marilah kita menunjukkan belas kasih kepada mereka. Suatu hari kelak, semuanya itu mungkin berbalik. Kita yang membutuhkan belas kasihan itu.

Recommended for you

Leave a Reply

You have to agree to the comment policy.