Browse By

Divisi yang Unik

Kedatangan 2011 tahun kemarin juga seperti setetes embun di tengah kehausan. Terdengar agak berlebihan, tetapi itulah kenyataannya. Jumlah 2011 yang bergabung ke divisi Intermedia melonjak drastis, hampir tiga kali lipat. Karakternya juga beragam: ada yang dari daerah, ada yang dari kota besar. Ada beragam suku. Ada beragam kemampuan dan kesukaan. Ada beragam jurusan dan latar belakang, namun semuanya bergabung menjadi satu sajian yang lezat: divisi Intermedia. Unik. Tiada duanya. Berlebihan? Beneran.

Divisi Intermedia : Divisi yang Unik

Ada Genta, Sonny, James, dan David. Berasal dari STEI mereka semua masuk ke jurusan Informatika. Saya juluki mereka empat sekawan, karena setiap kali saya bertemu mereka hampir selalu berempat. Secara keseluruhan, mereka semua memiliki kemampuan teknis yang lumayan hebat. Genta gemar menulis. Sonny dan James gemar di bidang pembuatan video dan juga programming. David di bidang desain.

Ada pula geng SAPPK, yaitu: Rachel, Christian, Agnes, Andrea Monica, Barbara, Naomi, dan Natalia. Mereka kompak sekali, apalagi saat sedang kaderisasi wilayah dan ospek jurusan yang beberapa kali saya saksikan. Rachel sang admin twitter dan situs PMK. Semua kicauan pasti berasal dari buah pikirannya. Agnes dan Monica sangat baik di bidang desain. Pernah juga bersama Natalia, Christian, dan Rachel, saya membeli buku-buku anak di Balubur.

Ada juga Tris, Wendy, Paul, dan Justlynn. Mereka berempat berasal dari FTI dan kini terpisah di jurusan-jurusan yang berbeda. Mereka juga punya ciri khas masing-masing. Tris dan Paul yang pendiam. Justlynn yang heboh dan sering dibilang “Cina”. Dan Wendy yang kalem pembawaannya. Cuma kalau bicara urusan studi dan kuliah, dua jempol saya acungkan kepada mereka.

Terus cerita berlanjut ke FMIPA, ada Elysabeth, Kevin, Yohans, dan Nicholas. Ibeth, sapaan dari Elysabeth sungguh luar biasa. Mengenalnya sebagai Kadiv Dana Usaha PMB PMK ITB 2012, saya sungguh kagum dengan usaha dan kerja kerasnya. Yohans dan Nicholas juga dua orang yang sulit dipisahkan. Layaknya saudara, saya kerap melihat mereka bersama, dan itulah yang dibutuhkan di jurusan baru mereka. Kevin sungguh luar biasa di bidang desain.

Berlanjut ke parkiran, eh, FSRD. Ada Grace Jaquelinne, Nathan, Arya, Dini, Dea, dan Claudia. Sungguh luar biasa melihat mereka mempersiapkan ospek mereka sampai tengah malam. Mereka juga begitu kompak.

Ada Erimna dan Ervan dari FTSL. Keduanya pendiam, namun setelah mengenalnya mereka ternyata tidak sependiam kelihatannya, agak-agak heboh juga malahan. Ada Grace Vania dari SITH yang begitu mahir di urusan uang dan dana usaha. Ada Tougoss dari FITB yang begitu bersemangat di PD FITB. Sungguh luar biasa mendengar dia dipakai Tuhan di jurusannya. Selanjutnya, Jessica di FTTM. Bersama dengan James, Jessica berhasil mengoordinasikan IFD. Ada Rosalia di SF yang turut melayani di SMA asalnya setiap Jumat.

Sangat senang rasanya pernah bekerja sama dengan orang-orang yang luar biasa seperti mereka. Ada banyak warna di kehidupan saya. Bekerja bersama mereka membuat saya belajar mengenai keragaman. Setiap pribadi di dalam divisi ini unik. Itulah yang kemudian menjadikan divisi ini unik. Kini, kita semua tergabung di dalam divisi yang unik. Dan merupakan suatu hak yang terlampau istimewa bagi kita untuk dapat melayani bersama. Dan setelah menjalani dua tahun yang tak terlupakan ini, hanya rasa syukur yang dapat saya sampaikan kepada Tuhan Yesus.

Keragaman memang indah namun juga rapuh. Keragaman memberikan banyak kesempatan untuk belajar mengerti dan menerima orang lain. Namun keragaman juga membuat celah perbedaan yang kerap kali meruntuhkan persatuan. Sulit mewujudkan persatuan. Namun kesulitan tersebut bukan berarti tidak dapat dilakukan, bukan? Kesulitan hanya bermakna ada sesuatu lebih yang harus kita lakukan untuk dapat mewujudkannya, dan hingga kini itulah yang saya selalu usahakan.

Dalam Roma 15:5-6, Paulus mendorong terjadinya kesatuan di antara para pengikut Kristus,

“Semoga Allah, yang adalah sumber ketekunan dan penghiburan, mengaruniakan kerukunan kepada kamu, sesuai dengan kehendak Kristus Yesus, sehingga dengan satu hati dan satu suara kamu memuliakan Allah dan Bapa Tuhan kita, Yesus Kristus” (Roma 15:5-6).

Kesatuan yang tadinya terlihat sulit untuk diwujudkan terjadi telah menjadi kenyataan ketika orang-orang sebelumnya jauh terpisah mulai bersama bersyukur kepada Allah atas karunia-Nya yang besar. Karunia yang nyata melalui Kristus.

Selain itu, Paulus juga mendorong kita untuk berusaha “memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera” (Efesus 4:3). Di mana keselarasan dengan orang lain mencerminkan kesatuan antara Yesus dan Bapa-Nya di surga. Yesus pernah berdoa bagi para pengikut-Nya, “supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau” (Yohanes 17:21).

Ijinkan saya menutup tulisan saya ini dengan sebuah doa singkat:
Tuhan, kami bersyukur dapat menjadi bagian dalam keluarga-Mu. Terima kasih untuk kebersamaan yang telah Engkau anugerahkan kepada kami. Tolong kami untuk dapat hidup dalam kesatuan dengan saudara seiman di dalam Kristus. Kesatuan yang menjadi saksi betapa besar-Nya kasih-Mu. Amin.

Dirgahayu Indonesia! Semoga kesatuan di Intermedia mengawali kesatuan hati kita bagi Bangsa Indonesia! Maju terus Intermedia! Biar nama Tuhan Yesus semakin dipermuliakan.

Artikel dalam Tema yang Sama :
1. Kisah yang Belum Usai
2. Divisi yang Unik
3. Tuhan Tidak Bermain Dadu

Recommended for you

Leave a Reply

You have to agree to the comment policy.