Browse By

Prinsip Seleksi Praktek Adat Batak

Untuk melakukan seleksi praktek Adat Batak, mari menyelidiki apa yang Alkitab katakan dengan jelas mengenai setiap praktek adat Batak. Kalau ada firman Tuhan yang tegas dan jelas/spesifik tentang satu praktek adat Batak tertentu, maka pastilah semua kita yang mengasihi Tuhan akan senang melakukannya. Contoh yang jelas dalam hal ini misalnya tradisi menyajikan makanan untuk roh nenek moyang jelas-jelas dilarang dalam Alkitab, dan sudah lama ditinggalkan oleh orang Kristen Batak pada umumnya.

Namun karena tidak semua praktek adat Batak disebutkan di dalam Alkitab, maka kita perlu menyelidiki prinsip Alkitabiah mengenai praktek adat itu dan dari prinsip itu kita akan tahu mana yang menyenangkan hati Tuhan dan mana yang tidak. Beberapa prinsip berikut akan dapat menolong kita untuk menentukan sikap yang menyukakan Tuhan dalam melakukan atau tidak melakukan praktek adat Batak dan berbagai tradisi orang Batak:

Seleksi Praktek Adat Batak

Seleksi Praktek Adat Batak

  1. Prinsip mengutamakan Allah (Mat 6:33), “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.” Tuhan senang kalau kita lebih dulu menemukan kehendak-Nya dalam segala masalah yang kita hadapi. Keputusan kita untuk melakukan atau tidak melakukan praktek adat Batak, haruslah berdasarkan iman dan keyakinan yang teguh bahwa sikap itu sesuai dengan kehendak Allah. Bukan karena kita khawatir akan keperluan hidup kita atau khawatir akan perlakuan orang lain (saudara) terhadap kita. Pertimbangan utama kita bukanlah “bagaimana nanti kata orang”, atau “dari mana uang untuk melakukan adat itu” melainkan “Apakah Tuhan senang kalau praktek adat itu dilakukan?”
  2. Prinsip kasih (Mat 22:37-39), “Jawab Yesus kepadanya: ‘Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.”‘ Tuhan senang kalau kita mengasihi-Nya secara penuh bukan setengah-setengah, dan juga mengasihi sesama kita seperti diri kita sendiri. Sikap kita terhadap praktek adat Batak haruslah dengan jelas menunjukkan kasih itu. Kita melakukan atau meninggalkan adat itu karena kita sepenuh hati mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama manusia. Kasih itu tidak selalu berarti harus bersama-sama atau berkumpul-kumpul melakukan adat Batak. Melainkan: Kasih itu sabar; kasih itu murah hati, tidak cemburu, tidak memegahkan diri, tidak sombong, tidak melakukan yang tidak sopan, tidak mencari keuntungan diri sendiri, tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain, tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran, menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu (lihat 1 Korintus 13).
  3. Prinsip misi bagi orang percaya (Mat 28:18-20), “Yesus mendekati mereka dan berkata: “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”‘ Tuhan senang kalau kita memberitakan Injil melalui perkataan dan perbuatan kita. Keterlibatan kita dalam praktek adat Batak haruslah dengan maksud untuk memenangkan orang Batak bahan seluruh orang bagi Kristus (1Kor 9:19-22). Praktek adat Batak haruslah merupakan suatu kesaksian yang menjadi berkat bagi lingkungan dimana kita berada sehingga mereka mendengar Injil Kristus dan mengalami kasih itu secara nyata. Kembali bahwa kerinduan kita untuk menyampaikan kebenaran Firman Tuhan kepada seluruh orang itu didasari karena Allah sudah terlebih dahulu menyatakan kasih-Nya kepada kita melalui kematian Kristus di kayu salib.
  4. Prinsip kekudusan (1Ptr 1:15-16), “tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.” Tuhan senang kalau kita hidup kudus, karena Tuhan kita kudus. Sikap kita haruslah menjamin bahwa kita tetap kudus, tidak tercemar oleh dosa yang muncul dari praktek adat suku Batak.
  5. Prinsip pertumbuhan rohani (2Ptr 3:18), “Tetapi bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus. Bagi-Nya kemuliaan, sekarang dan sampai selama-lamanya.” Tuhan senang kalau kita bertumbuh dalam iman. Sikap kita terhadap praktek adat Batak hendaklah mendorong pertumbuhan rohani kita dan orang Kristen lainnya, bukan sebaliknya membuat kita tetap saja tidak dewasa secara rohani, tidak maju-maju atau malah menjadi mundur. Adat Batak dengan dalih apa pun tidak boleh menghambat atau mengurangi kerajinan dan kesetiaan kita melakukan kegiatan doa, baca Alkitab, persekutuan, pelayanan dan kesaksian.
  6. Prinsip kemanfaatan (1Kor 6:12), “Segala sesuatu halal bagiku, tetapi bukan semuanya berguna. Segala sesuatu halal bagiku, tetapi aku tidak membiarkan diriku diperhamba oleh suatu apapun.” Tuhan senang kalau kita melakukan hal yang berguna dari sudut pandang sorga. Kita merdeka melakukan berbagai praktek adat Batak tetapi tidak semuanya itu berguna bila dipandang dari sorga. Kita harus pilih mana yang berguna dan bermanfaat bagi hidup kita, untuk pertumbuhan rohani kita dan bukan yang malah merugikan kita.
  7. Prinsip tidak membuat orang yang lemah tersandung (1Kor 8:1-13). Tuhan senang kalau kita memperhatikan kepentingan saudara kita yang lemah. Kita yang “kuat” mungkin mampu mengikuti praktek adat Batak tanpa tercemar, tetapi saudara-saudara kita yang lemah akan dapat tersandung karena hati nuraninya terluka atau ia meniru kita dan hatinya menjadi tercemar. Dalam hal seperti itu, kita turut bertanggungjawab karena tidak mengingatkan mereka.
  8. Prinsip kemuliaan Allah (1Kor 10:31), “Aku menjawab: Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah.” Tuhan senang kalau setiap hal yang kita lakukan adalah untuk memuliakan-Nya. Semua praktek adat Batak yang kita laksanakan haruslah untuk kemuliaan Allah bukan untuk kemuliaan kita, keluarga kita, marga kita atau suku kita.
  9. Prinsip keteladanan Tuhan Yesus (1Ptr 2:21), “Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristuspun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya.” Apa yang akan Tuhan Yesus lakukan seandainya Dia berada pada posisi kita, itulah yang kita lakukan, dengan segala konsekuensinya.

Beberapa prinsip tersebut di atas akan coba kita gunakan untuk menyeleksi berbagai praktek adat Batak yang sering dilakukan sekarang ini, maka hasil seleksi akan menunjukkan bahwa semua praktek adat Batak yang berhubungan dengan kematian dan orang mati harus kita tinggalkan, sedangkan praktek adat Batak yang berhubungan dengan orang hidup harus dibaharui.

Sumber Gambar : batarasimanjuntak.wordpress.com

Recommended for you

Leave a Reply

You have to agree to the comment policy.