Browse By

Kisah yang Belum Usai: Natal PMK ITB 2013

Saat bulan Desember menjelang, semua orang disibukkan untuk menyiapkan Natal.  Mal-mal dan tempat umum lain berlomba-lomba menyulap diri dengan aneka aksesori natal, pohon natal dan hiasannya, Santa Claus, dan hadiah-hadiah yang dibagikan bagi para pengunjung. Gereja dan perkumpulan kristiani juga mulai disibukkan dengan latihan koor atau drama untuk memeriahkan ibadah Natal. Panitia Acara Natal dibentuk dan mulai menyiapkan konsep perayaan yang lebih baik dari pada tahun sebelumnya. Bagaimana dengan Natal PMK ITB? Ya, dapat saya katakan sama. Bahkan kesibukan itu sudah ada sejak November. Kok lama? Memang. Namun, sisi lain dari kesibukan dan persiapan Natal rasanya menarik. Benarkah?

Natal PMK ITB 2013

Apakah Natal mengubah kehidupan kita? Sebuah pertanyaan besar yang [kembali] muncul dalam benak saya. Natal tahun ini mengubah kehidupan kami, Bang. Itulah jawaban mayoritas panitia Natal tahun ini (asumsi saya, karena hanya sempat mewawancara 6 orang saja, hehe). Natal termasuk di dalamnya kepanitiaan Natal memang harusnya mengubah hidup kita. Jika Natal pada akhirnya tidak berdampak apa pun dalam hidup ini, mungkin ada yang salah. Jika Natal pada akhirnya hanya terbatas pada perayaan saja, mungkin Tuhan Yesus akan geleng-geleng kepala dari Sorga sana.

Natal adalah sebuah event atau momen refleksi kehidupan kita, ujar Janrico, di sela-sela percakapan kami. Ada banyak yang diubah: mulai dari sikap dan karakter juga dengan HPDT. Jadi lebih banyak berdoa, lebih mengandalkan Tuhan, dan yang pasti semakin dekat dengan Bapa, ujar Grace mengamini perubahan yang dia alami selama Natal tahun ini. Christian (DP) juga mengangguk setuju. Ia menambahkan suasana Natal tahun ini adalah yang paling berkesan selama dia hidup. Yang dulu Cuma inget ke gereja bersama keluarga, kumpul setelahnya, dan makan-makan, Bang. Tahun ini aku dibentuk habis-habisan deh pokoknya, tandasnya kemudian.

Renungan Natal PMK ITB 2013

Tidak dapat dipungkiri, Suasana natal memang seolah-olah menyulap perasaan kita. Begitu mendengar lagu-lagu natal yang khidmat dan agung, hati pun terasa sangat teduh. Kita jadi lebih ramah dan sabar. Wajah orang pun terlihat lebih cerah dan ceria. Ujian, tugas, dan laporan yang semakin banyak menjelang akhir perkuliahan ini nyatanya sama sekali tidak menganggu persiapan. Semangat para panitia nyatanya memang sudah teruji bahkan di tengah-tengah segala permasalahan yang ada.

Tetapi saat suasana natal itu berakhir, berakhir pulalah semua kedamaian dan kemurahan hati itu. Hidup kembali menjadi kejam dan keras, serakah, benci, dan dengki. Ketulusan hati untuk membantu sesama hilang. Sesingkat itukah nyala api kasih Kristus menyala di dalam hati kita? Sampai dengan detik ini saya berdoa, supaya itu tidak terjadi di PMK ITB, khususnya di Natal ini. Darryl juga mengamini doa saya ini.

Dalam Khotbah di Bukit, Tuhan Yesus mengumpamakan kita sebagai pelita yang ditempatkan di atas kaki dian supaya menerangi seisi rumah (Mat 5:14-16). Cahaya pelita memang tidak gemerlapan dan tidak mencolok secara istimewa, namun ia menyala terus tiap malam sepanjang tahun. Pelita berbeda dengan lampu hiasan natal yang berkedap-kedip mencolok, namun hanya menyala beberapa hari atau paling lama sebulan dalam satu tahun.

Agaknya dalam mengikuti Tuhan Yesus kita perlu belajar menjadi pelita dibandingkan menjadi lampu hiasan natal. Yang kita butuhkan bukanlah pengamalan iman yang meledak-ledak dan gegap gempita, namun hanya berlangsung beberapa kali saja setahun. Yang kita butuhkan adalah kebalikannya, yaitu pengamalan iman yang tenang dan bersahaja, namun setia dan mampu bertahan selama setahun penuh, bahkan selama-lamanya. Pengalaman indah perjalanan bersama Yesus di dalam studi, dalam keluarga, dalam himpunan atau unit kita, dan dalam semua hal yang kita lakukan.

Roh Natal adalah Roh Yesus, yaitu kegembiraan, keteduhan, dan kemurahan hati. Dunia langsung berubah menjadi indah ketika roh itu mulai menyala di dalam hati kita. Alangkah indahnya dunia ini kalau roh itu menyala bukan hanya pada hari-hari Natal saja, melainkan terus menerus selama setahun. Ya, alangkah indahnya.

Ijinkanlah saya menutup tulisan ini dengan lirik sebuah lagu, sebuah lagu Natal favorit dari ketua panitia Natal tahun ini. Selamat hari Natal! Semoga Natal tahun ini mengingatkan kita untuk selalu bersyukur kepada Tuhan dan untuk mau mengubah hidup kita.

Selamat Hari Natal, Natal PMK ITB 2013 terakhirku.

Happy Birthday, Jesus,
I’m so glad it’s Christmas.
All the tinsel and lights and
The presents are nice
But the real gift is You.

Happy Birthday, Jesus,
I’m so glad it’s Christmas.
All the carols and bells make
The holidays swell
And it’s all about You.

Happy Birthday, Jesus; Jesus, I love You.

Recommended for you

Leave a Reply

You have to agree to the comment policy.