Browse By

Menyimpan Barang di Trunk Room

Pada bulan Agustus nanti, satu keluarga kenalan saya di Jepang akan kembali ke Tanah Air Indonesia. Mereka akan menetap di Jakarta selama kurang lebih 5 tahun karena sang Bapak ditugaskan oleh kantornya untuk mengurusi kantor cabang yang di Jakarta. Untuk itulah selama bulan Juni-Juli ini mereka harus mengirimkan barang-barang keperluan ke Indonesia.

Menyimpan Barang di Trunk Room

Saya sempat bertanya, kalau seluruh barang dikirimkan, besar sekali biaya kirimnya bukan? Sang Ibu yang juga merupakan orang Batak menjelaskan kepada saya, bahwa hanya barang-barang keperluan pribadi saja yang akan dikirimkan. Barang besar lainnya seperti peralatan listrik, lemari, dan yang lainnya akan dimasukkan ke dalam Trunk Room. Menurut perhitungan, biaya sewa Trunk Room lebih murah ketimbang meninggalkan barang dalam rumah dan tetap membayar sewa rumah meskipun tidak ditinggali. Biaya sewa Trunk Room seperlima lebih murah dibanding biaya sewa rumah di Jepang, begitu penjelasannya.

Trunk room di Jepang

Trunk room di Jepang, tempat menyimpan barang-barang

Trunk room di Jepang

Trunk room di Jepang, tempat menyimpan barang-barang

Mereka kemudian merapikan rumah, memilah barang-barang yang akan dibuang, dimasukkan ke trunk room, atau dibawa ke Indonesia. Selesai memilah barang, barulah kelihatan bahwa ada begitu banyak barang yang sebenarnya tidak terlalu diperlukan. Barang-barang yang sudah basi dan tidak perlu disimpan lagi. Karena harus menghemat space trunk room untuk barang-barang lainnya, mereka akhirnya memilih membuang semua barang yang memang tidak diperlukan tersebut. Mereka tidak ingin lagi menyimpan barang-barang tidak perlu itu di trunk room.

Membuang barang memang sulit bagi sebagian orang. Ada yang merasa barang-barang itu bernilai tinggi, punya kenangan tersendiri, sayang dibuang, dan alasan-alasan lainnya. Alasan inilah yang akhirnya membuat barang-barang itu tidak kunjung dibuang, meski sesungguhnya tidak terlalu diperlukan.

Trunk Room itu Bernama Hati

Ini boleh saja kalau mengenai barang. Tetapi tidak boleh kita berlakukan dalam hidup kekristenan kita. Yesus tidak ingin kehidupan yang lama dicampur-campur dengan kehidupan baru. ‘Air anggur yang baru tidak bisa ditempatkan dalam kantung yang lama,” begitu kata Yesus. Paulus juga mengatakan hal serupa, “Di dalam Kristus kita adalah ciptaan yang baru. Yang lama sudah berlalu, dan yang baru sudah terbit.”

Saat masuk ke dalam kehidupan yang baru, kita tidak boleh mengingat-ingat dan melakukan lagi kebiasaan lama kita. Ibarat seperti saya yang pindahan rumah, barang-barang yang sudah lapuk, tidak berguna itu tidak usah disimpan-simpan, jangan dibawa masuk ke rumah yang baru. Yang rusak, jelek, tak bermanfaat, buanglah, tinggalkan semuanya!

Untuk memasuki kehidupan yang baru, perlu ada pembersihan dan pembuangan barang-barang lama. Sama halnya dengan memasuki kehidupan baru dalam Kristus, kita juga harus rela membuang barang-barang lama yang tidak bermanfaat dan jelek, kebiasaan-kebiasaan dan dosa-dosa lama kita. Buanglah, tinggalkan semuanya itu! Saat sudah membuangnya, kita akan melihat “trunk room” yakni hati kita yang baru, yang putih bersih dan indah, bersih dari barang-barang rongsokan tidak berguna.

Sumber Gambar : comany.co.jp, privatebox.jp

Recommended for you

Leave a Reply

You have to agree to the comment policy.