Browse By

Tindakan dan Risiko

Nelson Mandela seorang pejuang kesetaraan hak bagi orang-orang berkulit hitam di Afrika Selatan, William Wilberforce yang memperjuangkan hak-hak para budak di Inggris, maupun Martin Luther King Jr. di Amerika Serikat–mereka adalah contoh tokoh yang berani bertindak dan mengambil risiko dalam mengubah dunia. Dan benar, dunia memang jadi berubah. Orang berkulit hitam kini setara dengan orang berkulit putih, begitu juga keberadaan budak dan majikan yang kini saling menghormati sebagai sesama manusia. Jika kita melihat Indonesia, kita juga melihat sosok Ahok atau Basuki Tjahaja Purnama, seorang minoritas (kristen dan warga keturunan chinese) yang kini sedang menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta. Banyak pihak yang menyerang Ahok, terutama dari agama dan sukunya. Namun, harus kita akui, memang ada perubahan baik yang bisa kita lihat sendiri terjadi di DKI Jakarta. DKI Jakarta maupun Indonesia memang jadi berubah. Tidak sedikit orang yang tidak berbuat apa-apa karena takut dengan risiko yang akan dihadapi.  Bagaimana seharusnya kita (sebagai orang percaya) melihat tindakan dan risiko ini?

esther bagaimana melihat tindakan dan risiko

ester bagaimana melihat tindakan dan risiko

Saya mau mengajak para pembaca untuk belajar dari Ester, “Pergilah, kumpulkanlah semua orang Yahudi yang terdapat di Susan dan berpuasalah untuk aku; janganlah makan dan janganlah minum tiga hari lamanya, baik waktu malam, baik waktu siang. Aku serta dayang-dayangkupun akan berpuasa demikian, dan kemudian aku akan masuk menghadap raja, sungguhpun berlawanan dengan undang-undang; kalau terpaksa aku mati, biarlah aku mati.” (Ester 4:16)

Ester menghadapi situasi yang pelik. Ia bisa dijatuhi hukuman mati karena langsung menghadap Raja tanpa dipanggil. Namun, Ester bersedia untuk mengambil tindakan penting ini, dan berkata, “Kalau terpaksa aku mati, biarlah aku mati!” (ay. 16b). Ester berfokus pada tantangan dari Mordekhai (sang Paman) untuk melindungi bangsa mereka dan mengupayakan keadilan. Bangsa Israel ini akan dibinasakan oleh peraturan yang baru saja dibuat. Namun, Ester dan Mordekhai memiliki kepercayaan dan iman yang teguh kepada Allah saat menghadapi tantangan. Dengan perhitungan matang dan hikmat dari Tuhan, tindakan mereka pun berdampak luas. Rencana itu gagal, dan Bangsa Israel tetap hidup. Sepanjang kisah Ester tersirat keberadaan dan kedaulatan Allah serta penyertaan-Nya yang nyata melalui tindakan yang diungkapkan oleh Ester dan Mordekhai.

Bagaimana dengan kita? Dalam pekerjaan kita, pelayanan kita, kehidupan keluarga kita, hal ini sangat relevan. Saat ini pun kita diundang untuk mengambil tindakan dalam rencana Tuhan yang lebih luas. Meskipun bisa jadi kita mesti menanggung risiko yang fatal atas tindakan tersebut, beranikah kita tetap melangkah, dan berkata, “Kalau terpaksa aku mati, biarlah aku mati”? Apakah kita yakin bahwa Tuhan akan memberikan kita hikmat dan keberanian ketika kita bersandar kepada-Nya?

Sumber gambar: blogspot

Recommended for you

Leave a Reply

You have to agree to the comment policy.