Browse By

Pengharapan

Minggu lalu tanggal 20 sampai 21 Agustus 2011, Nihon Terebi menyelenggarakan acara 24 Jam Siaran Nonstop (24 Jikan Terebi) dalam rangka menyambut libur musim panas. Ada berbagai acara yang diadakan, salah satunya lari marathon 42 km yang dilakukan oleh Tokumitsu-san, yang tahun ini genap berusia 70 tahun. Namun, ada satu acara lagi yang lebih menarik perhatian saya, acara dari program siaran ITE-Q (ITE-Q Ban gumi). Satu program acara yang setiap minggu menampilkan pengalaman artis Jepang saat pergi dan melakukan penjelajahan di berbagai tempat di seluruh dunia.

Kali ini, ITE-Q mempersembahkan program Mendaki Puncak Kilimanjaro, Afrika (Kilimanjaro Toujou Projekuta). Dan artis yang mengikutinya adalah Imoto Ayako-san (salah seorang pelawak Jepang) dan seorang lagi adalah Sae-san, 17 tahun. Yang membuat saya kagum adalah bahwa Sae-san adalah seorang yang tidak dapat melihat, namun keinginan dan daya juangnya untuk mendaki Kilimanjaro patut diacungkan dua jempol. Tiga tahun berturut-turut Sae-san mengikuti acara ini. Tahun pertama Sae-san, menyeberang dari Pulau Honshu ke Pulau Hokaido sejauh 7 km dengan berenang menyeberang laut. Tapi dia gagal karena kelelahan. Tahun kedua, Sae-san melakukan hal yang sama, dan akhirnya dia berhasil. Dan tahun ini, dia mendaki gunung Kilimanjaro, setinggi 5895 meter di Afrika. Sungguh suatu hal yang luar biasa menurut saya, mengingat fakta dia tidak bisa melihat.

Sekalipun sekarang saya belum bisa melihat, saya senang sekali bisa sampai di puncak gunung Kilimanjaro ini. Kelak kalau saya sudah bisa melihat saya akan kembali mengunjungi tempat-tempat yang telah saya kunjungi, menghirup udaranya, melihat pemandangannya dengan mata saya sendiri”

Sae-san, 24 Jikan Terebi

Pengharapan

Suatu ucapan luar biasa yang juga keluar dari seorang yang luar biasa. Mengapa begitu? Sekarang walaupun dia tidak bisa melihat, namun ia tidak putus asa. Di saat orang lain mungkin sedih, kecewa, marah terhadap dirinya sendiri, Sae-san tidak melakukan hal itu. Dia punya satu hal yang luar biasa : PENGHARAPAN. Sekarang walaupun saya tidak bisa melihat, kelak saya bisa melihat, hal itu saja yang terus menerus dipikirkannya.
Pengharapan adalah hal esensial di dalam kehidupan. Untuk apa orangtua susah payah merawat dan membesarkan seorang anak? Karena orangtua berharap akan munculnya seorang yang luar biasa kelak. Untuk apa Anda susah payah belajar? Karena kita punya pengharapan akan kehidupan yang lebih baik. Untuk apa Indonesia susah payah melawan penjajah hingga akhirnya memproklamasikan kemerdekaan? Karena semua orang Indonesia berharap akan adanya suatu negara yang aman, makmur, dan sejahtera. Kalau dipikir-pikir, tidak ada satu hal pun yang bisa kita lakukan tanpa adanya pengaharapan.
Sekarang bagaimanakah keadaan Anda? Apakah Anda merasa kecewa, kecil hati, putus asa? Tetap berharaplah dibalik semua masalah dan persoalan selalu ada hal yang baik. Berharap kepada Allah itulah kuncinya, karena sesungguhnya pengharapan itu tidak akan sia-sia.
Mengapa kau tertekan, hai jiwaku, dan mengapa engkau gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku! (Mazmur 42:12)

Recommended for you

Leave a Reply

You have to agree to the comment policy.