Browse By

Nun di Bukit yang Jauh

Salah satu lagu yang sering kita nyanyikan dalam masa prapaskah, paskah adalah Nun di Bukit nan Jauh. Saya masih ingat, pertama kali mendengar lagu ini melalui siaran Radio Pelita Kasih (RPK) saat masih kecil. Melodinya yang lembut dengan kata-kata yang agak unik membuat lagu ini begitu terkesan sampai sekarang. Judul lagu aslinya pun adalah On a Hill Far Away atau The Old Rugged Cross.

Nun di bukit yang jauh, tampak kayu salib;
lambang kutuk nestapa, cela.
Salib itu tempat Tuhan Mahakudus
menebus umat manusia.

Refrein:
Salib itu ‘ku junjung penuh,
hingga tiba saat ajalku.
Salib itu ‘ku rangkul teguh
dan mahkota kelak milikku.

Meski salib itu dicela, dicerca,
bagiku tiada taranya.
Anak Domba kudus masuk dunia gelap,
disalib kar’na dosa dunia.

‘Ku setia tetap ikut jalan salib,
meski diriku pun dicela.
Satu saat kelak ‘ku dibawa pergi
ke tempat kemuliaanNya.

Sekarang, mari kita mendalami penggambaran George Benhard, sang pengarang lagu ini. Ia berada di sebuah bukit dan melihat kayu salib yang sudah tua. Kayu salib itu sudah kasar dan banyak goresannya. Salib itu dijadikan sebagai lambang kutukan, kesedihan, dan hujatan. Salib itu pun kemudian menjadi tempat Tuhan Yesus mati untuk menebus dosa manusia.

Mengingat hal itu, ia sangat menghormati salib dan pengorbanan yang sudah dilakukan Tuhan. Seluruh kebanggaan, harta benda, maupun kekayaan yang selama ini dirangkul atau dipegang kini ia rela lepaskan untuk memegang salib. Ia percaya suatu hari kelak, salib yang ia junjung itu akan membawanya kepada hidup kekal dan mahkota abadi.

Di satu sisi, salib adalah wujud penderitaan, hinaan, kutuk, dan ketidakberdayaan. Bagaimana mungkin Tuhan yang Maha Kuasa bisa merelakan dirinya mati di kayu salib? Namun, di sisi lain, salib adalah wujud dari penyelamatan, kemenangan, dan kemuliaan. Yesus memang mati di kayu salib, namun Ia bangkit dan hidup. Ia menang atas kematian dan hukuman atas dosa, dan begitu pula dengan kita yang mengimaninya.

Sumber gambar: Youtube

Recommended for you

Leave a Reply

You have to agree to the comment policy.