Browse By

Mengenang Sengsara Kristus

Kami sekali lagi harus mengucapkan syukur atas penyertaan Tuhan selama delapan tahun lebih keberjalanan blog dan website danielnugroho.com ini. Waktu 8 tahun–sejak tahun 2010–bukanlah waktu yang sebentar. Sangat lama dan penuh kenangan. Dari tulisan pertama yang saya terbitkan, dan hingga sekarang website ini terus bertahan. Tujuannya pun tidak berubah: ingin menjadi kesaksian dan cerita kebaikan Tuhan Yesus dalam kehidupan kami. Di momen Jumat Agung dan Paskah 2018, ijinkanlah saya mengajak teman-teman untuk kembali Mengenang Sengsara Kristus, dengan merenungkan ketujuh perkataan Yesus di kayu salib.

Mengenang Sengsara Kristus: Tujuh Perkataan Yesus di kayu salib

Ya, Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat! Walau Yesus hars merasakan kesakitan, namun Dia tidak pernah meninggalkan manusia. Meski dicambuk, dicerca, diludahi, dan dipermalukan oleh para serdadu, Ia tetap setia akan tugas penebusan yang telah dikerjakan-Nya selama ini. Walau darah tercurah dari kepala-Nya, tetap Ia memberi pengampunan kepada mereka. Tuhan Yesus berdoa, “Ya, Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat!” Melalui penderitaan Tuhan Yesus untuk keselamatan kita, menunjukkan bahwa karya penyelamatan-Nya tidak dapat terhalang oleh apapun. Baik suka maupun duka hendaknya menunjukkan bahwa kita telah menerima keselamatan daripada-Nya. Perbuatan jahat, tidaklah menghalangi kita untuk mengasihi sesama manusia.

Mengenang Sengsara Kristus

Mengenang Sengsara Kristus

Sesungguhnya hari ini juga engkau bersama dengan Aku di dalam Firdaus! Yesus disalibkan bersama dengan dua orang penjahat di sebelah kanan dan kirinya. Penjahat di sebelah kiri meminta kepada Yesus mendemonstrasikan ke-Allah-an-Nya untuk membebaskan mereka dari hukuman. Penjahat di sebelah kanan Yesus merendahkan hati serta memohon belas kasihan Yesus. Ia berkata, “Yesus, ingaatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai raja.” Ungkapan ini adalah sebuah permohonan dari seseorang yang mengenal dan mengaku dosanya di hadapan Yesus serta rindu untuk kembali kepada Alah. Dia menyesali semua kejahatannya, dan mengaku bahwa hukuman itu layak baginya. Namun dia tidak putus asa, sebab ia sudah mengenal Tuhan Yesus, yang mampu melindungi dan menyelamatkannya. Yesus tahu bahwa pernyataan iman itu keluar dari iman terdalam yang rindu untuk kembali kepada Tuhan. Penjahat ini mengingatkan kita untuk bertobat dan meninggalkan segala dosa dan kejahatan kita.

Ibu, inilah anakmu! Inilah ibumu! Dari atas kayu salib, Yesus melihat Maria, ibunya, dan murid-murid-Nya. Yesus masih mampu membina hubungan persekutuan orang-orang yang mengasihi-Nya. Yesus membuka persekutuan yang baru bagi orang percaya, bukan karena ikatan darah dan kekerabatan, namun oleh persekutuan baru karena darah Kristus. Panggilan dari salib juga mengingatkan kita untuk memperbaharui persekutuan kita di tengah-tengah dunia iin, terutama bagi pengikut Kristus. Agar kita benar-benar menjadi satu keluarga yang diikat oleh kasih Kristus.

Eli, eli, lama sabachtani! (Allahku, Allahku! Mengapa Engkau meninggalkanku? Allah tidak meninggalkan Yesus sekalipun Dia menderita di kayu salib, Namun, ini menjadi sebuah peringatan bagi kita, bahwa tidak ada penderitaan yang paling menyakitkan daripada saat Allah meninggalkan dan memalingkan dirinya dari manusia ciptaan-Nya. Sekalipun kita berdukacita atau menderita, namun Allah tetap bersama kita di dalam penderitaan itu.

Aku haus! Rasa haus lebih menyakitkan dari rasa lapar. Yesus yang adalah air kehidupan pun merasakan rasa haus di atas kayu salib. Melalui ungkapan ini, Yesus menunjukkan kesempurnaan penderitaan-Nya. Ini juga jadi gambaran tentang berakhirnya kepedihan penderitaan hidup di dunia ini, melalui pengorbanan Yesus di kayu salib. Dia adalah air kehidupan, yang menuntun kita ke air tenang, rela menjadi haus supaya kita tidak haus untuk selama-lamanya.

Sudah selesai! Ucapan ini mengingatkan kita akan kisah penciptaan Allah di dunia ini. Allah berhenti pada hari yang ketujuh dari pekerjaan-Nya. Segalanya telah selesai saat Yesus mati di kayu salib. Kini, zaman baru telah tiba, sebuah kehidupan baru, kehidupan yang telah ditebus Yesus melalui tugas penyelamatan yang telah digenapi-Nya.

Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku! Seluruh dunia ini menyaksikan kematian Tuhan Yesus. Peristiwa itu nyata, di mana langit menjadi gelap gulita. Lalu terjadi gempa bumi, bukit-bukit batu terbelah, dan kuburan-kuburan terbuka, dan banyak orang kudus yang telah meninggal bangkit. Tirai Bait Suci terbelah menjadi dua dari atas sampai ke bawah. Kepala pasukan yang melihat semua itu pun berkata, “Sungguh, Ia ini Anak Allah” Semua hal itu menunjukkan bahwa telah berakhir pula perlawanan kita terhadap kuasa dosa.  Yesus telah menang. Iman percaya kita menjadi nyata, bahwa kematian Kristus menumbuhkan kesaksian kita bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat kita.

Recommended for you

2 thoughts on “Mengenang Sengsara Kristus”

Leave a Reply

You have to agree to the comment policy.