Browse By

Kabar Kelahiran Juruselamat

Kita tentu sudah tidak asing lagi dengan bacaan Alkitab di bawah ini. Bacaan tentang kabar kelahiran Juruselamat yang diberitakan oleh para malaikat kepada para gembala. Kita mengetahui bahwa setelah mendengar kabar kelahiran Juruselamat, para gembala cepat-cepat berangkat dan melihat bayi Yesus.

Gembala-Gembala (Lukas 2:8-20)

Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam. Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan. Lalu kata malaikat itu kepada mereka: “Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan di kota Daud. Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan.” Dan tiba-tiba tampaklah bersama-sama dengan malaikat itu sejumlah besar bala tentara sorga yang memuji Allah, katanya: “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya.” Setelah malaikat-malaikat itu meninggalkan mereka dan kembali ke sorga, gembala-gembala itu berkata seorang kepada yang lain: “Marilah kita pergi ke Betlehem untuk melihat apa yang terjadi di sana, seperti yang diberitahukan Tuhan kepada kita.” Lalu mereka cepat-cepat berangkat dan menjumpai Maria dan Yusuf dan bayi itu, yang sedang berbaring di dalam palungan. Dan ketika mereka melihat-Nya, mereka memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu. Dan semua orang yang mendengarnya heran tentang apa yang dikatakan gembala-gembala itu kepada mereka. Tetapi Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya. Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat, semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka. (Lukas 2: 8-20)

Respon atas Kabar Kelahiran Juruselamat

Ketika membaca sekali lagi perikop ini, saya terkesan dengan perubahan sikap para gembala ketika mendengar kabar kelahiran Juruselamat. Para gembala di padang sangat ketakutan ketika seorang malaikat muncul di dekat mereka (Lukas 2:9). Mereka awalnya terkejut. gentar, dan ketakutan. Namun, setelah mendengar kabar kelahiran Juruselamat dan pujian bala tentara sorga, sikap mereka berubah drastis. Ketakutan dan kegentaran itu berubah menjadi rasa sukacita dan ingin tahu. Mereka cepat-cepat berangkat ke Betlehem dan melihat apa yang terjadi di sana.

Dari respon para gembala kita belajar esensi Natal. Natal, lahirnya seorang Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan seharusnya membuat kita takut dan gentar. Mengapa seorang Juruselamat harus lahir? Mengapa Allah yang mahakuasa mesti datang ke dalam dunia? Mengapa Allah yang tak terbatas harus jadi manusia? Mengapa Allah yang suci datang pada saya yang berdosa? Apa gerangan yang terjadi?

Mendengar kata Natal yakni Yesus lahir menjadi manusia harusnya membuat kita takut. Takut akan kemegahan dan kuasa Allah. Takut akan kesucian dan kekudusan Allah. Takut akan kotor dan hinanya saya. Takut akan dosa dan pelanggaran yang diperbuat.

Namun, kabar kelahiran Juruselamat adalah kabar sukacita. Allah datang dalam rupa seorang bayi yang lucu dan imut. Allah tidak datang dalam kemegahan-Nya, namun dalam rupa yang sangat dekat dengan manusia. Bisa dilihat, disentuh, dan didengar. Allah tidak datang dalam kuasa-Nya, namun dalam kerendahan sehingga orang terendah dan terhina bisa datang berkunjung dan bersukacita. Itulah sebabnya para gembala tanpa belambat-lambat, langsung pergi ke Betlehem dan menyaksikan kabar kelahiran Juruselamat.

Bagaimana reaksi kita mendengar Natal dan kabar kelahiran Juruselamat? Adakah kita takjub dan gentar membayangkan Allah mahakuasa menjadi manusia? Apakah kita bersukacita dan menyembah Allah atas kasih-Nya? Atau malah kita diam saja, tanpa reaksi?

Sumber gambar : flamecreativekids.blogspot.com

Recommended for you

Leave a Reply

You have to agree to the comment policy.