Browse By

Barabas dan Anda

Selama bertahun-tahun, saya bertanya-tanya tentang bagaimana reaksi Barabas ketika ia mengetahui bagaimana ia mendapatkan kebebasannya. Seperti para penerima pencangkokan organ sering kali ingin mengetahui siapa pemberi hadiah yang mereka terima itu, apakah Barabas ingin mengetahui siapa yang telah mengambil alih bilur-bilurnya dari lictor, yang menanggung salibnya melalui jalan-jalan sampai naik melewati jalan panjang yang menanjak ke Golgota, dan yang menahan derita kesakitan yang seharusnya dia sendirilah yang pantas menerimanya? Apakah Barabas mengerti bahwa Yesus melakukannya dengan kehendak-Nya, bukan hanya untuk dirinya saja tetapi untuk seluruh dunia?

Barabas dan Anda

Yesus dan Barabas

Yesus dan Barabas

Kita bersalah karena dosa, kita semua. Kita sudah berperilaku dengan cara yang tidak menghormati Pencipta kita. Sepuluh Perintah di dalam Perjanjian Lama mengungkapkan karakter Allah dan mengekspresikan nilai-nilai yang menghormati ciptaan-Nya serta menunjukkan kasih kita kepada-Nya, namun kita telah melanggarnya. Perbuatan salah akan menuntut penghukuman, dan penghukuman itu adalah terpisah secara kekal dari Allah di sebuah tempat penyiksaan. Keadilan tidak dapat dikesampingkan.

Bagaimanapun juga, belas kasihan Sang Hakim di Surga telah menunda hantaman hukuman itu. Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Yesus sendiri, meskipun tidak bersalah, sudah mengambil alih tempat orang lain yang seharusnya pantas menerima hukuman maut karena melakukan kesalahan. Ia mengambil alih tempat orang lain di kayu salib. Ya, Barabas bebas, tetapi kasih karunia yang diterimanya hanyalah sebuah ilustrasi dari sebuah kebenaran yang lebih besar dan jauh lebih personal.

Tempat Anda di atas kayu saliblah yang Ia ambil alih. Yesus mati bagi Anda.

Coba bayangkan Barabas berkata, “Bebas? Tidak, terima kasih. Saya lebih suka memilih penderitaan di kayu salib.” Tidak akan pernah! Sekali lagi tidak akan pernah! Tidak ada satu orang pun, jika orang itu sepenuhnya mengerti sifat penyaliban, akan menolak tawaran belas kasihan itu. Jadi, mengapa orang-orang menolak menerima karunia gratis, yaitu hidup kekal yang dibeli untuk mereka dengan kematian Yesus Kristus yang menggantikan tempat mereka?

Apakah Anda menolak karunia pemberian-Nya itu? Jika ya, mengapa?

Sumber Gambar : www.spindleworks.com

Recommended for you

Leave a Reply

You have to agree to the comment policy.