Browse By

Monthly Archives: May 2014

Mengapa Tidak Memaafkan?

“Kami sudah berpacaran lebih dari setahun. Ikatan emosi kami pun sudah kuat. Hampir setiap hari, dia menyatakan perhatiannya, mengirimi SMS kata-kata cinta dan penyemangat. Tahu- tahu dia menjauh… Hubungan kami mulai renggang. Aku jadi bingung dan panik. Aku sedih dan kecewa berat. Apa sih salahku?”

Duta Besar Kerajaan Allah

Saya sangat bersyukur dapat tinggal di Jepang dan mengenal orang-orang yang bekerja di kedutaan besar Republik Indonesia di Jepang. Ada beberapa kesempatan dimana saya bisa bercengkerama dengan mereka dan mendengar kisah dan cerita sebagai duta besar Indonesia di Jepang. Ada kisah senang kala bisa bertemu

Si Narsis yang Tidak Mau Memaafkan

Seorang narsis menganggap dirinya diberikan “hak istimewa” yang diberikan atau diperoleh melalui usahanya. Mereka selalu meminta dan memikirkan diri sendiri. Mereka mengharapkan pertolongan tanpa memikirkan tanggung jawab dua arah. Terkadang mereka juga marah atau terkejut ketika orang lain tidak mengikuti kehendak mereka. Seorang narsis memiliki

Saya Menolak Memaafkan

Ketika seseorang menyakiti hati Anda–baik sengaja maupun tidak–Anda terkadang menolak memaafkannya karena itu terlihat sebagai sebuah penunjukkan diri. Kita menunjukkan diri sebagai orang yang kuat dan tegas. Pilihan lainnya yaitu memaafkan nampak sebagai sesuatu yang nampak lemah dan terlalu murah hati. Memberikan tempat kepada amarah

Pengampunan Asal-Asalan

Saat kita tersakiti memang rasanya sulit untuk memberikan maaf atau melepaskan pengampunan. Kalaupun bisa terkadang hanyalah sebuah pengampunan asal-asalan. Mengapa saya katakan pengampunan yang asal-asalan? Karena sifatnya yang memang asal, tidak tetap, dan tidak sepenuh hati. Ketika kita menolak untuk memaafkan, kita harus menahan kemarahan