Browse By

Penantian

Setiap kali menjelang liburan di bulan Juni atau Desember selama masih SD, adik saya dan saya selalu melakukan perhitungan mundur. Pikiran kami selalu menantikan hari pertama liburan kami sejak jauh-jauh hari. Biasanya akan ada ujian sebelum liburan, namun selama ujian, kami berpikiran satu hal yang pasti, ujian ini akan berakhir dan liburan akan tiba. Suatu pagi di hari Senin, adik saya berkata, “Tinggal 10 hari lagi bang!!” Beberapa hari kemudian, “Tinggal 5 hari lagi!!” Antusiasme kami terus memuncak saat tiba di hari kamis dan hanya meninggalkan satu ujian saja di esok hari. “Tinggal 1 hari, dek” “Aku tahu!” jawab adik saya dengan girang.

Penantian merupakan hal yang aneh. Mengapa saya katakan aneh? Ini karena kita menantikan suatu hal yang akan datang, namun kita mengetahui persis itu membutuhkan waktu. Hal yang kita nantikan itu ternyata tidak akan datang dalam waktu dekat. Penantian adalah suatu hal yang tidak mengasyikkan, kita menunggu sesuatu yang tidak jelas. Namun selama menunggu, kita semakin berharap dan menantikan akan datangnya sesuatu yang baik. Kita berharap dan menanti.

Sebagai orang percaya, kita punya sesuatu yang sangat kita nantikan, yang bahkan jauh lebih menyenangkan daripada menantikan datangnya liburan, selesainya ujian, atau datangnya hari baru. Allah membuat banyak janji dalam firman-Nya, dan setiap janji itu telah atau akan dipenuhi. Namun, kepastian bahwa Kristus akan datang kembali adalah sebuah janji terbesar di dalam hidup kita. Sebuah janji yang diberikan kepada seluruh umat manusia. “Pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga…sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyingsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan” (1 Tes 4:16-17).

Walaupun tidak ada yang tahu kapan tepatnya hari itu akan tiba, kita tetap memegang janji Allah bahwa Yesus akan datang kembali. Sambil menunggu kedatangan hari itu, marilah kita saling menguatkan dalam menantikan kedatangan hari tersebut.

Recommended for you

Leave a Reply

You have to agree to the comment policy.