Browse By

Cinta Kepada Bangsa

“Benar atau salah, ini negaraku”, adalah sepenggal ucapan patriotik yang dikutip dari kalimat Stephen Decatur. Secara lengkap sebenarnya ia berujar demikian, “Oh, negaraku! Dalam hubungannya dengan negara-negara lain, semoga ia selalu dalam posisi yang benar; namun, benar atau salah ini negaraku!” Bertahun-tahun setelahnya, Carl Schurz memperjelas lagi ungkapan ini dengan berkata, “Benar atau salah, ini negaraku; jika ia benar maka ia harus dijaga agar tetap benar, jika salah, maka ia harus dibantu untuk menjadi benar.” Maka, kalimat patriotik ini sesungguhnya tidak boleh diambil sepenggal, agar orang tidak kemudian mencintai negaranya secara buta dan bisa bertindak tanpa pertimbangan matang.

Hal yang sama juga terjadi pada Yudas. Mengapa Yudas mengkhianati Yesus? Pasti bukan karena uang. Sebab kalau karena uang, mengapa hanya 30 keping perak dan mengapa ia mengembalikan uang itu? Menurut salah satu tafsiran kitab suci, karena Yudas ingin memaksa gurunya, Tuhan Yesus bertindak menurut keinginannya, yakni mengobarkan semangat revolusi membebaskan bangsanya dari penjajah Romawi. Jadi, kesalahn Yudas yang terbesar adalah, demi mewujudkan cintanya terhadap bangsa dan negara, ia mengabaikan kebenaran dan menghalalkan segala cara.

Cinta kepada bangsa dan negara tentu saja baik-bahkan perlu. Namun, rasa cinta itu harus diletakkan pada koridor yang tepat. Jangan karena cita, yang salah dianggap benar dan yang benar dianggap salah. Sejarah sudah membuktikan, rasa cinta terhadap bangsa yang diwujudkan dengan cara yang salah, pada ujungnya akan berakhir tragedi.

Recommended for you

Leave a Reply

You have to agree to the comment policy.