Browse By

RSB 2011 Jadi Murid? Hayu Atuh… Post Event

Perjalanan pulang menuju ke Cipaku sungguh menawarkan kenangan tak terlupakan bagi saya pribadi. Perjalanan dari Wisma Adulam mengingatkan saya akan momen-momen ketika saya berada di sebelah bang marihot di hari Sabtu dalam perjalanan dari ITB–dan kini, saya duduk di sebelah Abraham yang tertidur pulas. Perjalanan sekitar 1 jam menibakan kami di Cipaku pukul 16.45. Selesai menurunkan semua barang dari angkot, Kak Victor langsung memimpin doa bersama untuk mengucap syukur atas seluruh rangkaian RSB 2011, mulai dari persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut yang akan dilakukan di masa depan.

Doa syafaat itu memberikan kenangan bagi saya dan beberapa orang yang hadir saat itu–Abraham, Chandra, Seto, Bang Ronald, dan Bang Ramanda, ketika Kak Victor menangis sesunggukkan menjelang akhir doa. Ini adalah kegiatan terakhir yang ia lakukan di dalam pelayanan siswa di Indonesia. Kak Victor akan melanjutkan pendidikan ke Belanda, dan hari Minggu tanggal 7 Agustus nanti adalah hari keberangkatannya menuju ke Belanda.Setelah selesai berdoa, Kak Victor segera pulang karena akan membereskan barang-barang di indekosnya. Begitu pula dengan Chandra, Kak Ramanda, dan Kak Victor yang kembali ke ITB untuk mengantarkan siswa. Saya, Abraham, dan Seto melanjutkan dengan berdiskusi singkat mengenai RSB 2011 dan RSB sebelumnya. Seto menceritakan hal ikhwal RSB 2008 yang saat itu dia ikuti sebagai siswa. Banyak hal yang saya dapatkan melalui diskusi itu. Meskipun badan dan pikiran sudah amat lelah dirasakan, namun saya begitu senang ketika kembali mengingat kembali akan RSB 2011 yang telah usai. Banyak gelak tawa dan ucapan serius dan penting yang kami saling bagikan.

Pukul 18.30, Abraham, Seto, dan saya kemudian pulang dari Cipaku. Kami naik Caheum-Ledeng bersama. Di tengah perjalanan, kami sempat melanjutkan kembali diskusi kami tentang RSB 2011 ini. Abraham turun di simpang Cisitu, saya turun di simpang Dago, dan Seto melanjutkan perjalanan menuju Gunung Batu, rumahnya. Sungguh senang ketika dapat berbagi bersama dengan teman-teman yang saya kasihi.

Tiba di rumah, saya teringat saat-saat saya meninggalkan rumah ini di Sabtu pagi. Masih sama setiap penataan barangnya. Saya sempat menuliskan beberapa artikel singkat mengenaik RSB 2011 ini dan juga menuliskan post singkat di Facebook sebagai ucapan terima kasih saya keada Tuhan Yesus dan kepada teman-teman dan kakak-kakak di dalam kepanitiaan RSB 2011 yang telah memberikan saya kesempatan untuk melayani dan bekerja di ladangnya Tuhan Yesus bersama-sama.

Bukanlah suatu kebetulan ketika saya memiliki kesempatan untuk menuliskan artikel ini sebagai pengingat saya akan RSB 2011, Jadi Murid? Hayu Atuh…, saya amat yakin berkat Tuhan sajalah yang memampukan saya dapat merangkum dan kembali menuliskan seluruh pengalaman yang saya alami dan dapatkan melalui RSB 2011 ini. Bukan suatu kebetulan juga saya bisa mengingat dengan rinci setiap sesi, setiap acara dari aawal, pertengahan, hingga pada akhir RSB. Saya yakin, Allah saja yang memampukan saya, dan Ia ingin saya dapat membagikan ini kepada setiap pembaca di blog ini.

Yesus sudah memberikan banyak karunianya kepada kami para panitia dan kepada seluruh siswa SMA-SMA se-Bandung yang memperoleh kesempatan langka untuk bertumbuh dan belajar bersama di dalam RSB 2011 ini. Amat banyak kekurangan yang terjadi, tetapi malah dari kekurangan itu, Tuhan Yesus menunjukkan kebesaran dan kuasanya yang membuat RSB ini tetap berjalan dengan baik–bahkan melebihi perkiraan dan antusiasme peserta menunggu RSB berikutnya. Yesus saja yang layak menerima pujian dan pengagungan karena atas anugerah-Nya saja kita semua dapat menyelesaikan RSB 2011 ini dengan amat baik–bahkan sangat baik.

Terima kasih untuk pelayanan ini, terima kasih untuk ladang yang sudah Tuhan Yesus berikan kepada kami melalui siswa-siswi SMA di Bandung. Ya, Tuhan Yesus, terus berikanlah kepada kami kekuatan yang berlipat-liapat hari lepas hari untuk dapat terus ambil bagian dan turut serta dalam setiap pelayanan pekerjaan-Mu. Biarlah kami semakin kecil bahkan dilupakan, asal nama Tuhan Yesus terus dipermuliakan hari lepas hari.

-Dituliskan di hari Rabu, 3 Agustus 2011, 2 hari setelah RSB 2011 berakhir, dengan anugerah dari Tuhan Yesus, di atas memori-memori manis yang masih akan terkenang sampai kapan pun.

Artikel selanjutnya:

1. RSB 2011 Jadi Murid? Hayu Atuh… (Pre Event)
2. RSB 2011 Jadi Murid? Hayu Atuh… (Day 1)
3. RSB 2011 Jadi Murid? Hayu Atuh… (Day 2)
4. RSB 2011 Jadi Murid? Hayu Atuh… (Day 3)
5. RSB 2011 Jadi Murid? Hayu Atuh… (Post Event)

Recommended for you

Leave a Reply

You have to agree to the comment policy.