Browse By

Kuburan Limbah Radioaktif Desa Bure Prancis

Lima ratus meter di bawah tanah padang rumput kota Bure di timur laut Prancis. Tempat inilah yang direncanakan Prancis sebagai tempat akhir penyimpanan dan pengolahan limbah radioaktif. Dengan lebih dari 15 triliun rupiah, Prancis melalui ANDRA, telah membangun laboratorium bawah tanah guna meneliti ketahanan lapisan batuan dan cara pengolahan limbah radioaktif. Ya, Prancis berencana langsung mengubur limbah radioaktifnya di bawah tanah. Tidak tanggung-tanggung, kuburan limbah radioaktif itu dibangun 500 meter di bawah tanah.

Bagaimana kuburan limbah radioaktif desa Bure di Prancis? Bagi teman-teman yang belum melihatnya, silakan menontonnya pada video disini.

Mengapa Desa Bure jadi Kuburan Limbah Radioaktif ?

Desa Bure, sebuah desa kecil di pelosok negera Prancis, desa yang tenang dengan penduduk hanya 96 jiwa. Mengapa desa ini dipilih sebagai tempat penampungan akhir limbah nuklir?

Kuburan Limbah Radioaktif Desa Bure

Kuburan Limbah Radioaktif Desa Bure
(sumber : earth.lsa.umich.edu)

Seperti yang dijelaskan di video di atas, ada 3 alasan mengapa Desa Bure terpilih. Pertama, bawah tanah Desa Bure terdiri dari lapisan batuan dan tanah yang khusus. Lapisan batuannya berusia lebih dari 180 juta tahun dan sudah tidak bergerak sejak 20 juta tahun yang lalu. Lapisan batuan yang bersifat stabil ini sangat cocok sebagai tempat penampungan akhir limbah radioaktif. Sebab jika lapisan batuan sering bergerak, bisa jadi limbah radioaktif akan tertekan atau tergesek batuan yang akhirnya menyebabkan kebocoran limbah radioaktif.

Alasan kedua adalah karena lapisan batuan fasilitas penampungan limbah radioaktif terdiri atas lapisan tanah liat khusus. Tanah liat ini agak keras dan pecah-pecah, karena hanya mengandung sedikit air. Lapisan tanah liat ini akan melindungi fasilitas penampungan limbah radioaktif dari rembesan air tanah. Kalaupun air tanah meresap ke lapisan tanah liat ini, tanah liat akan mengembang dan mencegah air meresap masuk lebih dalam. Resapan air tanah adalah hal yang paling ditakutkan dalam membangun penampungan limbah radioaktif. Sebab air tanah yang meresap akan membuat tabung penyimpanan limbah radioaktif berkarat. Karat akan membuat tabung keropos dan mengembang. Nantinya air bisa membawa partikel radioaktif keluar tabung, menyebabkan kebocoran limbah radioaktif.

Alasan ketiga adalah, lapisan tanah liat yang mencapai ketebalan 150 meter. Ketebalan tanah liat ini yang membuat fasilitas penampungan akhir di Desa Bure dapat menampung hingga 44.300 meter kubik limbah radioaktif.

Kuburan Limbah Radioaktif Desa Bure

Kuburan Limbah Radioaktif Desa Bure – Gambar Lapisan Tanah Liat
(sumber : groundwateruk.org)

Pertanyaan pada Publik

  1. Prancis mulai membangun PLTN pada 1962. Tapi baru berencana membangun penyimpanan limbah radioaktif di Desa Bure kini. Apakah Indonesia juga sudah punya rencana mengenai tempat penyimpanan limbah radioaktif sebagai emisi PLTN? Jangan sampai mengulang kesalahan sama seperti Prancis atau negara lainnya.
  2. Desa Bure atau Eropa memiliki lapisan batuan yang relatif stabil berusia 130 juta tahun dan bisa digunakan sebagai fasilitas penyimpanan limbah akhir radioaktif. Jepang agak kesulitan menetapkan fasilitas penyimpanan ini karena lapisan batuannya yang paling tua hanya 70 juta tahun dan rawan gempa. Apakah di Indonesia ada lokasi yang cocok? (Data menurut video)
    Catatan : Sifat geografis dan geologis Indonesia yang mirip Jepang, dekat lempeng tektonik, banyak gunung berapi, dan rawan gempa.

Informasi Lebih Lanjut

Sumber Gambar : earth.lsa.umich.edugroundwateruk.org

Bahan Bacaan Mengenai Fasilitas Penyimpanan Limbah Radioaktif Desa Bure Prancis

Tentang Penulis

Penulis adalah mahasiswa tingkat 3 Teknik Elektro di salah satu Universitas di Jepang dan telah tinggal di Jepang selama 3,5 tahun. Menekuni mesin dan motor, juga teknologi tenaga nuklir. Telah membaca buku dan liputan dokumenter, serta aktif mengikuti forum diskusi tentang PLTN di Jepang.

Recommended for you

Leave a Reply

You have to agree to the comment policy.