Browse By

Pohon Jambu Depan Rumah-Bagaimana Bisa Berbuah

Mengapa untuk menghasilkan buah kita harus mau dibersihkan? Istilahnya diproses oleh Tuhan? Pertanyaan itu terus terngiang dalam pikiran saya. Kebetulan, sore itu, saya kedapatan bagian untuk membersihkan halaman depan rumah. Sementara abang yang menyapu dan mengepel teras rumah yang sudah berdebu. Sambil menyapu dan membersihkan dedaunan dan ranting kering yang jatuh, saya belajar dari pohon jambu depan tumah-Bagaimana Bisa Berbuah?

Bagi seorang anak kecil, mempunyai halaman luar adalah hal yang menyenangkan. Halaman bisa digunakan untuk bermain bola, berkejar-kejaran dengan teman, atau banyak hal menarik lainnya. Hal itu juga saya rasakan. Tapi seiring berjalannya waktu, muncul satu kesadaran lain dalam diri saya. Halaman perlu dibersihkan kalu tidak maka sampah akan bertumpuk. Banyak daun yang berguguran dan itu semua harus dibersihkan. Setiap hari saya dan abang menyapu halaman depan rumah. Walaupun agak berat, namun kami senang melihat halaman depan yang bersih dari sampah. Kebersihan pangkal keindahan bukan?

Entah ada hubungannya atau tidak, pohon jambu besar di halaman rumah terus tumbuh besar dan berbuah tiap musimnya. Bahkan beberapa kali dalam setahun. Jambu-jambu yang matang kami ambil dengan menggunakan galah, dikumpulkan, kemudian dibagi-bagikan kepada orang lain. Mama sempat bercerita bahwa pohon jambu itu punya perasaan, dia gembira karena diperhatikan, lalu dia berbuah tiap musimnya dengan teratur.

Ada satu pelajaran menarik yang saya dapatkan. Untuk bisa berbuah, tiap pohon harus dibersihkan dulu. Sama persis dengan pohon jambu yang ada di depan rumah kami yang selalu kami sapu dan bersihkan. Seringkali sampah dan kotoran-kotoran yang ada malah menghambat pertumbuhan dan proses pembentukan buah. Hal ini sejalan dengan apa yang Tuhan Yesus katakan dalam Yohanes 15:2, “setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotongnya, dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah.” Seperti pohon, hidup manusia juga harus senantiasa dibersihkan dari kotoran dan sampah. Bila proses pembersihan itu usai, maka manusia akan menjadi makhluk baru yang bersih tentunya. Manusia pasti siap berbuah (melakukan sesuatu yang berguna bagi sesama). Hal yang indah bukan?

Kita hidup bukan untuk diri sendiri, namun lebih jauh lagi
Hidup untuk sesama. Dan hidup untuk Allah

Recommended for you

Leave a Reply

You have to agree to the comment policy.