Browse By

Uang Jajan Papa Mama

Uang jajan adalah uang yang diberikan oleh orangtua kepada anaknya untuk dapat digunakan membeli sesuatu di saat orangtua tidak bersama-sama dengan mereka . Di kalangan masyarakat Indonesia, uang jajan dikenal begitu baik di kalangan anak-anak usia sekolah dasar hingga sekolah menengah. Uang jajan nilainya bervariasi, tergantung oleh jarak rumah ke sekolah, aktivitas atau kegiatan yang dilakukan oleh anak, hingga keadaan ekonomi keluarga yang bersangkutan. Kali ini saya akan berbagi kisah mengenai uang jajan.

Uang Jajan yang diberikan oleh Orangtua

Uang Jajan yang diberikan oleh Orangtua

Kenangan Uang Jajan dari Papa Mama

Sejak masih kecil, adik dan saya sudah terbiasa untuk pulang ke rumah sendirian. Maklum, papa dan mama bekerja sepanjang hari. Kami sering diantarkan papa dengan naik mobil atau bersama mama naik becak untuk pergi ke sekolah. Namun, untuk pulang, kami berdua diberikan kunci karena papa dan mama baru pulang sore hari. Oiya, sejak kecil, papa memberikan sejumlah uang untuk digunakan sebagai ongkos naik becak dari sekolah ke rumah. Uang inilah yang kelak berubah definisinya oleh kami menjadi uang jajan.

Mengapa berubah? Karena sebenarnya uang yang papa berikan bukanlah uang jajan atau uang yang ditujukan untuk jajan. Uang itu adalah uang yang harusnya kami gunakan untuk pulang. Namun, sejak kami mulai mengenal istilah “jalan kaki” dari sekolah ke rumah, kami dapat menggunakan uang itu untuk keperluan lain. Pernah adik dan saya membeli sebuah penggaris untuk membuat berbagai bentuk. Pernah juga kami membeli air minum karena air minum adik tumpah. Dan masih banyak lagi. Kami sudah terbiasa menabung uang-uang tersebut untuk dapat digunakan pada keadaan mendesak. Dan “jalan kaki” sudah semakin terbiasa kami lakukan.

Pernah dalam suatu keadaan, mama tidak lagi mempunyai cukup uang untuk membeli susu kami, tapi bersyukur, ada uang yang kami tabung untuk menambah mama membeli susu. Di lain kesempatan, kami juga sudah terbiasa membeli buku-buku, maupun alat tulis dari uang yang kami kumpulkan. Dari uang “jajan” yang diberikan oleh orangtua kami.

Saat SMP dan SMA, papa tetap memberikan kami uang sebagai ongkos pergi dan pulang sekolah. Jumlahnya saat itu sekitar 15 ribu untuk hari biasa dan 22 ribu untuk hari Senin dan Rabu (saat kami harus lanjut les sore harinya) untuk kami berdua. Dan saya bersyukur, pola pikir berhemat dan tidak menyia-nyiakan uang sudah tertanam erat di dalam pikiran kami, sehingga uang-uang itupun tetap dapat kami simpan untuk keperluan mendesak, seperti membeli kuas dan cat minyak, membeli buku cetak mata pelajaran olahraga, atau untuk membeli buku-buku bacaan.

Selepas SMP, kami berdua pergi ke SMA yang berbeda. Kenaikan ongkos dan durasi sekolah yang bertambah membuat papa memberikan kami 20 ribu setiap harinya kepada masing-masing kami. Uang itu yang kami tabung sehari demi sehari untuk digunakan membeli buku-buku di masa libur semester. Mama dan papa sering kaget melihat kami membeli beberapa buku dengan harga yang cukup mahal, dengan uang kami sendiri. Bahkan, satu set buku Seri Selamat Andar Ismail dapat kami beli dengan uang yang kami tabung.

Saya bersyukur, di saat berkuliah ini, baik saya dan adik tetap dapat menabung dari uang jajan kami. Uang jajan itu dapat digunakan untuk membeli buku-buku yang kami sukai bahkan juga untuk terlibat dalam pekabaran injil atau sekedar memberikan sesuatu kepada teman atau sahabat. Saya bersyukur, Tuhan Yesus memberikan kami kesempatan untuk belajar menghargai uang sejak kami kecil, bahkan melalui cara yang tidak kami pikirkan dan bayangkan sama sekali.

sumber gambar: www.kaskus.co.id

Recommended for you

Leave a Reply

You have to agree to the comment policy.