Browse By

Menantikan Tuhan dalam Pandemi

Tahun ini dimulai dengan kondisi sulit dan krisis yang terjadi di mana-mana. Sejak dua bulan terakhir, setidaknya, kita melihat betapa kondisi dunia menjadi memprihatinkan. Tidak saja di negara kita, tapi pandemi Corona Virus (Covid-19) berlangsung di banyak negara. Negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Rusia, bahkan Tiongkok dan negara-negara Eropa, kesulitan dalam mengantisipasi wabah ini. Imbasnya menjalar kemana-mana, termasuk apa yang kita alami hari-hari ini. Begitu banyak karyawan yang dirumahkan, ancaman PHK ada dimana-mana, banyak perusahaan bangkrut karena tidak bisa berproduksi maksimal, dan sebagainya. Hidup yang sudah sulit menjadi semakin sulit, dan ada banyak orang mulai putus asa  dan tidak tahu harus bagaimana untuk bertahan hidup. Ada banyak rencana pernikahan dan pengembangan usaha yang harus dibatalkan dan ditunda. Inilah yang terjadi hari-hari ini. Orang-orang kehilangan sukacita dan harapan. Tetapi, apakah kita tetap bisa menantikan Tuhan dalam pandemi ini?

“Tetapi aku ini akan menunggu-nunggu TUHAN, akan mengharapkan Allah yang menyelamatkan aku; Allahku akan mendengarkan aku!” (Mikha 7:7)

Tuhan mau kita belajar dari apa yang terjadi pada masa pelayanan Nabi Mikha. Mikha ini adalah seorang nabi dari desa terpencil yang pelayanannya ada di dalam masa pemerintahan Raja Yotam, Raja Ahaz, dan Raja Hizkia. Situasi dan kondisi dunia saat ini sudah terjadi pula pada masa Mikha.

Mari kita lihat apa saja yang terjadi pada masa itu. Di dalam Mikha pasal 7, disampaikan ada bencana kelaparan, gagal panen (ayat 1), kemerosotan moral, hilangnya orang saleh dan jujur, saling jebak, saling tipu, bahkan saling menghancurkan (ayat 2), sudah begitu terbiasa berbuat jahat, pejabat dan hakim korupsi dan menerima suap, pemimpin memaksakan kemauannya, hukum diputar balikkan (ayat 3), orang yang terbaik sekalipun di dunia diibaratkan bagai semak duri yang tidak berguna dan menusuk (ayat 4), tidak ada lagi yang bisa dipercaya (ayat 5), kehancuran rumah tangga, permusuhan antara anggota keluarga (ayat 6).

Menantikan Tuhan dalam Pandemi New Normal

Menantikan Tuhan dalam Pandemi New Normal

Apa yang kita hadapi hari-hari ini dan di masa depan kurang lebih sama dengan situasi yang Mikha hadapi. Kita bisa belajar darinya bagaimana bersikap. Ayat hari ini menggambarkan penyerahan sepenuhnya pada Tuhan. “Tetapi aku ini akan menunggu-nunggu TUHAN, akan mengharapkan Allah yang menyelamatkan aku; Allahku akan mendengarkan aku!”

Jika Tuhan mampu menyelamatkan anak-anak-Nya di masa lalu, jika kita sudah berkali-kali melihat bahwa Tuhan mampu melakukan mukjizat lewat cara-cara yang ajaib, jika dulu Dia sanggup, sekarang pun Tuhan pun sanggup! Tuhan yang sama menolong dan menguatkan hati Mikha, adalah Tuhan yang sama yang kita imani hari ini. Dia tidak pernah berubah, Dia selalu sama, dulu, sekarang sampai selamanya. (Ibrani 13:8)

Mikha tetap menanti-nantikan Tuhan, percaya penuh pada kuasa Tuhan yang akan selalu menghibur, menguatkan, dan memberikan harapan bagi siapa saja yang percaya kepada-Nya. Karena itu, memasuki tahapan baru dalam pandemi Covid-19 ini, yang disebut “New Normal”, mari kita semua berjalan dengan penuh keberanian dan harapan. Jangan takut dengan pandemi. Selama kita mengikuti imbauan pemerintah untuk menjaga jarak, menghindari kerumunan, menjaga kebersihan, memakai masker, dan berperilaku hidup sehat, pasti kita bisa menjalani kehidupan “New Normal” kita yang baru ini. Kesempatan untuk bangkit dan mulai menyusun kembali kehidupan dan pekerjaan kita harus dimanfaatkan sebaik mungkin.

Mari kita semua tetap setia menantikan Tuhan dalam pandemi ini, teruslah mengucap syukur dan berdoa, karena Tuhan akan menguatkan kita melalui pandemi ini. Tuhan akan selalu memegang tangan kita. Mari masuki kehidupan baru “New Normal” dengan penuh sukacita. Tidak perlu takut, khawatir dan ragu, karena Tuhan ada bersama kita!

Sumber gambar: gesuri.id

Recommended for you

Leave a Reply

You have to agree to the comment policy.