Browse By

Kisah Kunjungan ke Kuburan Tulang Jio

Kisah kunjungan saya, Abang Daniel, Papa, Mama, Mamatua Friska, serta Tante Sima ke kuburan Tulang Jio di Depok pada 30 Maret 2014 kemarin.

Berkunjung ke Kuburan Tulang Jio

Setelah acara kebaktian di rumah selesai pada hari Sabtu, kami semua bekerja sama merapikan rumah dengan segera. Setelah itu, saya dan abang pun makan mie kuah buatan Bapatua Cilacap yang masih tersisa di rumah dengan lahap. Setelah bercakap-cakap sebentar dengan Tante Sima dan membicarakan rencana esok hari ke kuburan Tulang Jio kami pun beristirahat pada hari yang padat itu.

Pukul 05.40, saya dibangunkan oleh Mama untuk segera bersiap-siap ingin ke gereja. Saya segera bangun dan makan pagi dengan kue Bolu Meranti yang dibawa Tante Sima. Kami pun bergantian mandi pagi dan bersiap-siap pergi ke gereja HKBP Jakasampurna pagi itu.

Udara pagi yang dingin sedikit menusuk hidung sehingga saya bersin-bersin. Namun kami pun bisa tiba di HKBP setengah jam sebelum kebaktian pada pukul 07.00. Kami berlima pun bisa mengikuti kebaktian pagi itu dengan khidmat.

Selesai kebaktian di HKBP Jakasampurna, Abang Daniel dan Mama sudah lebih dahulu berjalan untuk membeli obat betadin Papa dan beberapa makanan ringan yang ingin saya bawa ke Jepang. Saya, Papa, dan Tante Sima menyusul dengan mobil dan menjemputnya di lampu merah Pasar Kranji. Selepas dari kemacetan di sekitar pasar, mobil melaju cepat ke rumah.

Sampai di rumah, kami pun segera makan pagi dengan rendang dan ikan mas yang Mama buat kemarin untuk acara kebaktian di rumah. Mama sendiri merapikan buah-buahan, makanan ringan, dan minuman untuk dibawa pergi ke kuburan Tulang Jio. Setelah semuanya beres dan dimasukkan ke dalam mobil, kami pun segera berangkat sekitar pukul 09.30.

Dalam perjalanan, Tante Sima beberapa kali menelepon Mamatua Friska yang ingin ikut juga ke kuburan Tulang Jio. Papa pun mengarahkan mobil untuk menjemput Mamatua di Kramat Jati lewat tol JORR. Meskipun ada sedikit kemacetan di sekitar jalan Raya Bogor, kami bisa sampai di rumah Mamatua Friska sekitar pukul 10.30 dan langsung menuju ke Lenteng Agung dan Depok.

Lewat perjalanan meliuk-liuk sekitar satu setengah jam, kami semua akhirnya tiba di Kuburan Tulang Jio di daerah Kalimulya Depok. Setelah berkunjung dan mengambil beberapa foto di sana, kami pun memutuskan untuk mampir di rumah Tulang Jio di jalan Durian No 33.

Dalam perjalanan menuju ke rumah Tulang Jio, Mamatua Friska menemukan tempat enak untuk beristirahat sejenak sekalian makan siang. Jadilah kami makan siang soto betawi dengan air kelapa muda waktu itu. Sungguh pengalaman tak terlupakan bisa menyantap makan siang bersama dengan saudara-saudara.

Refleksi Setelah Pergi ke Kuburan Tulang Jio

Tulang Jio meninggal pada 1 Juli 2007 atau hampir tujuh tahun yang lalu. Bagi banyak orang kematian mungkin adalah hal yang paling buruk dalam hidup. Mati itu identik dengan habis, selesai, tidak bisa apa-apa lagi. Mati itu identik dengan berpisah dan tidak bisa bertemu lagi untuk selama-lamanya. Mati adalah akhir, tamat. Makanya ada yang menggelar peringatan 7 hari, 4 minggu, 1 tahun kematian orang-orang yang dikasihinya.

Namun bagi kita yang percaya kepada Yesus, kematian bukanlah sesuatu yang menakutkan. Kematian sesungguhnya adalah waktu-waktu yang kita nantikan selama kehidupan kita. Saat-saat di mana kita dapat memulai kehidupan yang jauh lebih indah dan menyenangkan bersama dengan Allah. Kematian adalah saat di mana Allah memutuskan menjemput kita agar kita bisa hidup bersama dengan Dia–yang telah menciptakan kita.

Bagaimana pandangan teman-teman tentang kematian? Jika teman-teman merasa takut dan kuatir akan kematian, itulah saatnya teman-teman berubah. Dengarkanlah tentang Yesus dan percayalah pada-Nya. Pandangan bahkan hidup teman-teman akan diubahkan oleh Yesus.

Catatan: Lokasi kuburan Tulang Jio di Pemakaman Kalimulya Depok (wikimapia.org)

Recommended for you

Leave a Reply

You have to agree to the comment policy.