Browse By

Yesus Menggenapi Hukum Taurat

“Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya,” Matius 5: 17. Mengapa Yesus berkata demikian? Apa yang hendak Yesus sampaikan tentang hukum Taurat kepada kita?

Fungsi Hukum Taurat

Hukum Taurat itu adalah kudus, dan perintah itu juga adalah kudus, benar, dan baik (Roma 7:12). Taurat diberikan Allah kepada bangsa Israel sebagai pedoman dan tatanan hidup, supaya bangsa Israel yang adalah pilihan Allah dapat hidup kudus dan berkenan di hadapan Allah. Jadi bisa dibilang Taurat sesungguhnya merupakan anugerah Allah bagi manusia. Lalu mengapa Yesus datang dan menggenapi Hukum Taurat? Adakah sesuatu yang tidak dapat dipenuhi oleh Hukum Taurat?

Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Roma menjelaskan perihal hukum Taurat. Dari latar belakangnya yang adalah orang Yahudi dan menempuh pendidikan tinggi keagamaan, Paulus tentu adalah orang yang sangat kredibel mengenai Taurat. Paulus menjelaskan oleh Taurat kita mengenal dosa (Roma 3:20, Roma 7:7). Apa maksudnya hal tersebut? Hukum Taurat adalah perintah dan ketetapan yang diberikan Allah yang harus ditaati dan dilakukan. Apabila tidak melakukannya, itu artinya kita melanggar hukum Allah. Kita adalah orang najis dan berdosa. Dengan mengetahui Taurat, kita jadi tahu mana yang dosa dan mana yang bukan dosa.

Tapi Paulus tidak sampai di situ saja. Paulus juga menulis tentang apa yang tidak dapat dilakukan Taurat, dengan kata lain ada hal-hal yang tidak dapat digenapi oleh Taurat. Dalam Roma 3:20 dituliskan demikian, “Sebab tidak seorang pun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat.” Lalu Roma 3:28 menuliskan “..manusia dibenarkan karena iman, dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat.” Paulus menyatakan tegas dan berulang-ulang, hukum Taurat hanya menunjukkan mana dosa dan bukan dosa, dan tidak bisa membenarkan orang. Dengan kata lain, andaikan kita mampu melakukan semua hukum Taurat sekalipun, kita belum tentu adalah orang benar. Bagaimana memahami hal ini?

Hukum Taurat menunjukkan dosa dan kesalahan. Ketika Taurat menyatakan, “Jangan melakukan A” namun kita melakukannya kita berdosa. Tapi hukum Taurat tidak menjelaskan dan menjamin kalimat antitesisnya. Maksudnya, ketika Taurat menyatakan, “Jangan melakukan A”, dan andai kita menaatinya, kita memang tidak berdosa, namun tidak menjamin kita adalah orang yang dibenarkan. Pembenaran inilah yang tidak bisa dilakukan oleh hukum Taurat. Hukum Taurat hanya bisa menyalahkan, tidak bisa membenarkan.

Ketika Yesus Menggenapi Hukum Taurat

Disinilah kita memahami makna perkataan Yesus seperti yang tertulis di awal artikel. Yesus datang bukan untuk meniadakan Taurat, melainkan untuk menggenapinya. Hukum itu sudah memiliki fungsinya sendiri dan Yesus tidak menyangkalnya. Yesus datang untuk menggenapi, melakukan hal yang tidak bisa dilakukan oleh hukum Taurat, yakni membenarkan orang-orang.

Di depan hukum Taurat, semua orang adalah salah. Semua orang berdosa (Roma 3:23). Namun, ada Yesus. Oleh Yesus semua dosa telah dihapus, dan semua dibenarkan. Anda mungkin saja bersalah dan melakukan dosa besar, semua orang mengejek dan menyalahkan, merendahkan Anda. Namun, ada Yesus. Yesus datang untuk memulihkan diri dan membenarkan Anda betapapun gelapnya masa lalu Anda.

Sumber gambar: sharefaith.com

Recommended for you

Leave a Reply

You have to agree to the comment policy.