Browse By

Tujuan Allah: Masa Lalu, Masa Kini, dan Masa Depan

Sebagai hasil dari pengalaman ini, yang natinya akan ditandai John sebagai suatu titik balik yang pasti, kehidupan moralnya berubah. Ia meninggalkan kehidupannya yang ceroboh dan tidak baik, meskipun ia tidak keluar dari perdagangan budak sampai beberapa tahun kemudian. Selama perjalanan ke Afrika itulah ia dipaksa untuk mengakui betapa rendahnya kehidupan rohaninya, ia berseru kepada Allah untuk meminta belas kasihan. Kembali ke Inggris, John Newton mulai berada dalam pengaruh penginjilan dari George Whitefield dan Charles Wesley. Ia segera meninggalkan perdagangan budak dan kehidupan lautnya.

Jika saja kita dapat mewawancarai John Newton pada berbagai peristiwa selama masa remajanya, seperti ketika ia dipukul dan diperlakukan seperti seekor anjing, dipaksa makan dari lantai oleh istri yang kejam dari seorang pedagang di Afrika yang membeli Newton sebagai pelayan–dan bertanya kepadanya, “John, apakah tujuan hidupmu?” John pasti sangat sulit untuk menjawabnya secara positif. Ia menjalani kehidupan yang penuh pesta pora dan kehidupan moral yang kosong.

Tetapi jika kita maju ke pertengahan akhir abad ke delapan belas, kita akan menemukan seorang John Newton yang hidupnya penuh dengan tujuan. Ia belajar bahasa Ibrani, Yunani, Syria, dan teologi secara otodidak di waktu luangnya dan ditahbiskan diri ke dalam kependetaan gereja Anglikan di Inggris. Pelayanan dan bimbingannya sangat dihargai, orang-orang datang dari berbagai tempat yang jauh untuk mendengarnya berkhotbah dan mencari nasihatnya.

Bersama dengan penyair William Cooper, Newton menerbitkan Olney Hymns di tahun 1779, sebuah buku dari beberapa hyme terkenal dalam sejarah gereja. Dan “Amazing Grace” yang kini kita kenal adalah satu dari sebagian karyanya bagi gereja pada masa kini.

Adakah yang dapat menyangkali bahwa kehidupan John Newton memiliki tujuan yang besar setelah ia meninggalkan perdagangan budak, menyerahkan dirinya kepada Kristus, dan menjadi pendeta, penulis lagu, dan orang yang dipakai Tuhan secara luar biasa? Di manakah John Newton melewati garis dari kehidupan tanpa tujuan menuju kehidupan dengan tujuan? Dan di manakah Allah dalam proses itu? Apakah Allah memiliki tujuan bagi hidup John Newton hanya setelah ia meninggalkan lait dan mengambil pelayanan mimbar? Atau apakah Allah terlibat dalam kehidupan “Penghujat Afrika tua” ini sejak awal?

Sebuah cara yang baik untuk memikirkan tentang pertanyaan ini dengan menanyakan kembali pertanyaan ini: Bagaimana mungkin Newton sang penulis hyme itu dapat menuliskan kata-kata yang luar biasa ini:

Amazing grace! How sweet the sound,
That saved a wretch like me!
I once was lost but now am found
Was blind but now I see

Sungguh besar anugerah-Nyaz
yang menyelamatkan orang berdosa seperti saya
Saya terhilang, kini sudah ditemukan

Tujuan Allah Dalam Hidup John Newton

Kemampuannya untuk mengukur kedalaman dari anugerah Allah terjadi ketika ia telah mengukur kedalaman dosa dan kebobrokan yang telah ia lakukan.

Ini menimbulkan pertanyaan : Apakah tujuan Allah bagi John Newton untuk berdosa sebagai penghujat dan pedagang budak untuk kemudian bertobat dan menyatakan besarnya anugerah Allah? Jika ya, bukankah itu akan membuat doa Yesus menjadi belawanan–“dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat” (Mat.6:13)?

Tidak ada alasan yang dapat menjelaskan pertanyaan itu karena itu adalah hak Allah sendiri. Namun kita dapat belajar bahwa Allah selalu mempunyai rencana dari setiap kegagalan kita. Bahwa Ia selalu punya seribu satu cara memuliakan hidup kita daripada seribu cara setan membuat kita jatuh dalam kubangan dosa. Ia memiliki tujuan yang begitu indah bagi setiap kehidupan kita, dan tujuan Allah itu tidak mungkin dapat gagal oleh apapun juga.

Tujuan Allah memegang tiga dimensi waktu yang kita miliki. Masa yang sudah berlalu, masa yang kita hadapi sekarang, dan masa depan yang akan kita songsong. Percaya sepenuhnya kepada tujuan Allah dalam kehidupan kita adalah cara terbaik kita menjalani kehidupan ini. Amin.

Sumber gambar : Foto John Newton

Recommended for you

Baca Halaman Selanjutnya — 1 2

Leave a Reply

You have to agree to the comment policy.