Browse By

Kesetiaan Allah Sungguh Terbukti

Perjanjian adalah hal yang sangat penting. Dalam suasana pemilihan umum minggu-minggu ini, para pemilih berjanji memberi pilihan dalam pemilu. Para pejabat berjanji akan bekerja untuk kepentingan rakyat. Presiden berjanji memimpin dan membawa negara ke arah yang lebih baik. Pasangan-pasangan berjanji untuk hidup setia sampai mati. Janji adalah pengikat. Janji juga adalah penghubung antara pihak-pihak yang membuat perjanjian.

Namun kenyataan yang terjadi justru sebaliknya. Ada orang dengan mudah merobek dan mencabik-cabik janji setia itu. Ada yang terang-terangan ketahuan berselingkuh, pejabat yang korupsi, pekerja yang berkhianat pada kantor, dan contoh-contoh lainnya. Jika itu yang terjadi, pihak kedua yang merasa dikhianati biasanya bertindak dan berupaya membatalkan perjanjian yang dibuat.

Perjanjian Allah dan Manusia

Kalau tadi kita melihat perjanjian antara manusia dan manusia, lalu bagaimana dengan perjanjian Allah dan manusia? Manusia melanggar janji setia pada Allah. Namun apakah Allah langsung membatalkan perjanjian itu? Teman-teman sudah tahu jawabannya.

Mari kita melihat satu contohnya di Alkitab. Dari jaman dahulu, Allah selalu memberikan perjanjian kepada umat-Nya dan semuanya dicatat jelas dalam Alkitab. Satu contohnya adalah perjanjian Allah dan manusia, yaitu Nuh. Allah mengadakan perjanjian dengan Nuh agar Nuh dan seluruh keluarganya selamat dari air bah (Kejadian 6:18). Allah juga mengadakan perjanjian untuk tidak menurunkan air bah ke bumi lagi dan pelangi menjadi buktinya: “…Tidak akan ada lagi air bah untuk memusnahkan bumi” (Kejadian 9:9). Inilah janji Allah.

Kesetiaan Allah pada Janji-Nya

Kesetiaan Allah dalam hidup

Kesetiaan Allah dalam hidup

Beribu-ribu tahun berlalu. Apakah Allah tetap setia menepati janjinya? Ya! Padahal kalau dipikir-pikir, kejahatan manusia sekarang ini mungkin jauh lebih parah dibanding waktu jaman Nuh. Kalau waktu jaman Nuh manusia dihukum dengan banjir bah, mungkin sekarang pantas diganjar dengan 10 atau 100 kali lebih besar! Tapi mengapa tidak terjadi? Adakah Tuhan jadi toleran terhadap dosa manusia? Tidak, semuanya mesti dipertanggungjawabkan di hadapan Allah nantinya. Lantas mengapa? Satu-satunya alasan mengapa tidak ada air bah seperti pada jaman Nuh adalah karena Tuhan tetap mengingat janji-Nya. Kesetiaan Allah terbukti.

Kesetiaan Allah telah teruji rintangan waktu dan garis sejarah. Dan iman bahwa Allah pasti mengingat janji-Nya, inilah yang menjadi kekuatan bagi kita menjalani hidup serba sulit. Percayalah kalau belum sekarang, Tuhan menggenapi janji-Nya besok. Kalau bukan besok, lusa. Kalau tidak pada generasiku, ya generasi anak atau cucu kita selanjutnya.

Jadi ketika doa kita belum terkabul, jangan lantas putus asa. Menuduh Allah lupa dan ingkar janji. Ketika permohonan kita sudah lama tidak dijawab Tuhan, jangan langsung berpaling pada orang yang menawarkan cara yang lebih mudah.

Tuhan tidak pernah menjanjikan yang mudah dan menarik. Tapi Ia menjanjikan satu hal terpenting: KESETIAAN. Tuhan pun meminta satu hal itu dari kita: KESETIAAN. Jadi pertahankan terus kesetiaan kita dalam Tuhan.

Kaulah Tuhan yang berjanji tak sekalipun Kau ingkari
Kesetiaan-Mu sungguh terbukti di sepanjang hidupku
Tuk s’lamanya ku ‘kan setia melayani mengasihi-Mu
Tiada Tuhan seperti-Mu Yesus
Kau Allahku yang setia

Sumber Gambar : livingwinsomely.com

Recommended for you

Leave a Reply

You have to agree to the comment policy.