Browse By

Allah Telah Mereka-rekakannya Untuk Kebaikan

“Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya  untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar.” Kejadian 50:20

aksi super damai 2 Desember

Aksi super damai 2 Desember

Jumat pagi kemarin, suasana stasiun dan kereta api sedikit lengang. Tidak seperti biasanya. Apalagi jadwal berangkat saya mundur 10 menit karena saya bangun agak kesiangan. Maklum, malam sebelumnya saya menyelesaikan sebuah laporan studi untuk pembangkit listrik. Namun, dengan sarapan yang “buru-buru” saya tetap bisa berangkat pagi hari. Pagi hari di Stasiun Kranji pukul 06.14, suasana sedikit ramai di luar. Ada banyak orang yang berpakaian putih saling menunggu kedatangan teman lainnya. “Mungkin mereka ingin bersama-sama pergi ke aksi damai di Monas,” pikirku.

Aksi Super Damai pada tanggal 2 Desember kemarin berdampak cukup signifikan. Suasana pagi hari yang biasanya sudah sesak, jumat kemarin terasa begitu sepi. Suasana dalam kereta juga longgar, bahkan kita bisa berjalan-jalan di dalam gerbong. Suatu hal yang mustahil dilakukan saat hari kerja biasa. Setibanya di Sudirman, suasana jalanan juga tergolong sepi. Namun, ada banyak polisi dan TNI yang berdiri di pinggir jalan. Mungkin untuk mengamankan para peserta aksi yang melintas dari Jakarta Selatan menuju Monas melalui jalan protokol ini.

Suasana kantor pun di bilangan WTC Karet juga sepi. Padahal jam sudah menunjukkan pukul 09.00. Saya pun bekerja seperti biasa. Setelah mengupdate beberapa data project, saya sempat mengobrol bersama dengan para rekan kerja terkait aksi hari ini. “Iya, mungkin banyak yang memilih untuk cuti dan tidak masuk,” ujar seorang bapak. Saya juga sempat bertanya kepada sahabat saya yang bekerja di Bank BCA di Grand Indonesia, yang ternyata sengaja dipulangkan cepat hari ini. Mungkin supaya bisa segera sampai di rumah dan tidak terkena kemacetan. Seperti yang terjadi di bulan lalu. Manajemen kantor pun akhirnya mengumumkan untuk segera pulang jam 11.30. “Wah, keputusan untuk dipulang diambil semakin cepat, apa mungkin akan kembali rusuh?” ujar beberapa teman.

Saya sendiri tetap berada di kantor untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan termasuk membalas beberapa email pertanyaan, sambil menunggu hujan deras sedikit mereda. Sekitar pukul 13.00, saya pun pulang dengan naik kereta. Kondisi Stasiun Sudirman siang itu cukup padat. Ada banyak para peserta aksi yang memilih moda transportasi kereta untuk pulang kembali. Kekhawatiran saya pun berangsur-angsur menghilang, melihat ada banyak peserta aksi yang pulang. Artinya, aksi super damai ini sudah selesai. Dan, peluang untuk ricuh seperti yang terjadi bulan kemarin menjelang malam hari hampir 0 atau tidak mungkin terjadi.

Aksi yang ditakutkan akan berulang kembali akhirnya tidak terwujud. Banyak yang berpendapat, karena ada penangkapan oleh polisi kepada beberapa orang dini hari tadi. Namun, saya pribadi melihat bahwa semuanya terjadi karena ada campur tangan Allah yang nyata. Khususnya bagi bangsa kita, Bangsa Indonesia.

Allah Telah Mereka-rekakannya Untuk Kebaikan

Melihat aksi super damai kemarin, saya teringat kembali mengenai perkataan Yusuf saat ia membuat pengakuan di hadapan saudara-saudaranya. Ia dulu pernah dijual karena mereka benci kepada Yusuf yang begitu diperhatikan oleh Yakub ayah mereka.  Melihat Yusuf yang kini menjadi penguasa di Mesir, pantaslah para saudaranya ini takut kalau-kalau Yusuf akan membalaskan dendamnya yang dipendam bertahun-tahun. Namun apa yang terjadi? Yusuf berupaya supaya saudara-saudaranya tidak takut. Ia menunjukkan bahwa dendam itu tidak pernah ada di dalam pikirannya. Ia menyatakan, bahwa segala hal yang terjadi (meskipun ia harus dijual, berpisah dari keluarga, menjadi budak, dan dipenjara) semuanya itu adalah rencana Allah. Rencana Allah yang sungguh luar biasa, terlihat bagaimana kemantapan Yusuf mengatakan ayat yang sangat terkenal ini, “Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya  untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar.” Kejadian 50:20.

Mungkin ada banyak orang yang merencanakan sesuatu yang buruk untuk bangsa kita, entah apa istilahnya yang saya kurang pahami juga. Namun, kita sebagai orang Indonesia harus tetap beriman dan percaya. Masih ada Tuhan. Masih ada Tuhan yang Maha Tahu dan Maha Segalanya. Ia tidak tidur atau menutup mata. Ia melihat dan memiliki rencana yang indah bagi bangsa kita. Juga bagi siapapun yang percaya kepadanya. Kita jangan takut dan pasrah, khawatir dan malah meragukan kehadiran Tuhan. Allah hadir dan menghadirkan kebaikan bagi kita semua. Itulah yang  terlihat dari aksi super damai kemarin. Rencana sebagian orang untuk menggulingkan pemerintahan yang berjalan (katanya ada mobil bertuliskan hal itu di area DPR MPR) ternyata tidak berjalan sesuai dengan rencana. Pak presiden pun hadir bersama para menteri dan “menghadirkan” ketenangan bagi kita semua.

Jadi jangan takut menjalani hidup ini. Berbuatlah kebaikan sebanyak-banyaknya, seiklhas-ikhlasnya. Meskipun ada banyak orang yang mencibir atau bahkan menyerang balik kita, ingat, masih ada Tuhan. Masih ada Allah yang Maha Tahu dan tidak pernah tidur.  Masih ada Allah yang siap membuat rekaan jahat menjadi kebaikan.

Recommended for you

Leave a Reply

You have to agree to the comment policy.