Browse By

Natal PMK ITB 2013

Kata orang ada waktu untuk memulai dan ada pula waktu untuk mengakhiri. Ada waktu untuk datang dan ada waktu untuk pergi juga. Ya, memang itulah hidup. Kata Pengkotbah, segala sesuatu ada waktunya. Dan akhirnya saya tiba di Natal terakhir saya sebagai mahasiswa di kampus ini, Institut Teknologi Bandung. Jadi, sudah ada empat kali Natal yang saya ikuti selama perkuliahan ini, yang juga berarti saya mengikuti perayaan Natal yang diadakan PMK ITB selama 4 tahun ini. Dan saya bersyukur telah tiba di kesempatan terakhir mengikuti Natal di Sabuga, 17 Desember 2013 lalu. Tidak terasa saya sudah melalui empat tahun ini, tutur saya dalam hati saat mengambil tempat duduk di bagian tengah perayaan malam itu.

Perayaan Natal PMK ITB 2013

Perayaan Natal kali itu adalah kali kedua perayaan Natal PMK ITB diadakan di Sabuga. Lebih dari 1000 orang datang malam itu dan bersama-sama mengikuti ibadah Natal yang mengangkat tema kesederhanaan kerendahan hati dengan jargon: Yes, God, I do follow you. Menurut panitia, melalui perayaan Natal tahun ini, para mahasiswa diajak untuk meneladani sikap hidup Yesus:sederhana dan rendah hati. Ia yang adalah Tuhan mau turun ke dunia dan meninggalkan semua keagungan dan kemuliaan-Nya, dan menjadi manusia dalam wujud bayi kecil. Ia bahkan lahir di palungan, di kandang domba kotor di mana tidak ada seorang pun yang berharap lahir di tempat seperti itu.

Natal PMK ITB 2013

Natal PMK ITB 2013

Kedatangan Yesus di momen Natal berbeda dengan seluruh kedatangan Allah yang dikisahkan di dalam Alkitab. Tokoh-tokoh seperti Musa, Yesaya, Yeremia pernah mengalaminya. Pertemuan mereka dengan Allah selalu diluputi dengan kegentaran dan ketakutan. Allah yang mulia, suci, dan agung mau bertemu dengan manusia yang berdosa. Musa ketakutan ketika melihat semak yang menyala namun tidak terbakar. Ia bahkan dilarang Allah untuk mendekat. Yesaya juga bahkan ketakutan hingga berkata, “Celakalah aku karena aku seorang yang najis bibir.” Yeremia juga sama, ketakutan dan gentar. Semua tokoh-tokoh Alkitab itu mengalami hal yang sama, mereka bertemu dengan Allah di dalam kemuliaan dan kekuasaan-Nya.

Momen Natal sesungguhnya sangat berbeda. Allah datang dalam wujud Yesus ke dunia ini. Sebagai Allah, Dia meninggalkan semua keagungan dan kemuliaan-Nya. Ini disebut sebagai kenosis. Kenosis dalam bahasa aslinya berarti “mengosongkan diri” atau “menyangkal diri”. Apa maksudnya? Inilah yang dikatakan tadi, Ia meninggalkan “diri-Nya” seluruh keagungannya ditanggalkan. Datang ke dunia sebagai manusia biasa, sama sepeerti kita, manusia. Penyangkalan diri Allah melalui wujud Yesus inilah yang kita terima sebagai kabar sukacita Natal. Kita tidak takut lagi saat berhadapan muka dengan Allah sendiri, seperti yang dialami oleh para tokoh di Alkitab ribuan tahun yang lalu. Kehadiran Yesus melalui Natal memberikan kesempatan bagi kita untuk memulai hidup yang baru. Hidup sebagai anak-anak Allah.

Sumber Gambar : www.imagevine.com

Recommended for you

Leave a Reply

You have to agree to the comment policy.