Browse By

Pengalaman Membuat WordPress Website

Dalam artikel sebelumnya saya telah bercerita tentang bagaimana ketika pertama kali menggunakan dan membuat WordPress website. Satu hal pertama yang saya coba lakukan adalah membuat WordPress website yang baru minimal mirip seperti yang di BlogSpot. Saya mengkopi script home page di akun BlogSpot untuk mencoba membuatnya di WordPress. Namun saya malah tidak bisa membuatnya sama sekali. Saya tidak bisa menuju ke tampilan script seperti yang terdapat di Blogger. Malah justru muncul pesan kalau ingin melihat jendela script atau mengganti tema harus membayar 30 Dollar. Ketika ingin mengganti tema pun perlu sekitar 45-100 Dollar tergantung jenis tema. Kita juga tidak bisa mengubah warna atau ukuran font kalau tidak membayar. Saya berpikir ya mungkin memang segitu harganya.

Tapi, saya langsung kaget ketika melihat bahwa untuk upgrade memori penyimpanan memerlukan 20-290 Dollar tergantung besarnya memori penyimpanan. Eh, sepertinya gereja tidak mengeluarkan uang sebanyak itu. Muncullah keraguan dalam hati saya. Apakah perpindahan ke WordPress betul-betul diperlukan. Keraguan itu memuncak ketika saya melihat kalau halaman website berakhiran .wordpress.com. Ini benar-benar berbeda dengan yang Bang Sonny kerjakan di Gereja waktu itu. Akhirnya saya pun menyerah dan sempat berpikir untuk tidak mempelajari WordPress lagi, karena berpikir membuat website memang memerlukan biaya banyak.

Membuat WordPress Website

Membuat WordPress Website

Membuat WordPress Website

Hari Rabu tanggal 4 September ketika sedang membaca-baca artikel di Internet barulah saya mengetahui kalau WordPress itu ada 2 jenis, WordPress.com dan WordPress.org. Waktu itu saya menggunakan layanan WordPress.com yang dasarnya mirip seperti Blogger dan memerlukan banyak biaya untuk upgradenya. Namun ternyata ada jenis WordPress yang lainnya. Saya lanjutkan membaca artikelnya dan akhirnya saya tahu, bahwa satu jenis lagi yakni WordPress.org, dan itulah yang dipergunakan oleh Bang Sonny untuk website Gereja. WordPress.org adalah sebuah hosting program yang bisa menghubungkan server dengan website.

Selama kurang lebih dua hari yakni hari Rabu dan Kamis, saya membaca berbagai artikel mengenai WordPress.com dan WordPress.org ini dan akhirnya saya bisa memahami semuanya. Makin banyak membaca, saya makin banyak tahu keunggulan WordPress dibanding BlogSpot. Salah satu diantaranya kita bisa mengontrol seluruh isi website, mengubah bentuk dan tampilan depan website, mengubah nama file dan link antar halaman, menambahkan plugin yang bisa membantu tanpa membayar, dan juga bisa menampilkan iklan di website sendiri. Keuntungan-keuntungan inilah yang meyakinkan saya untuk memindahkan website dari Blogger ke WordPress.

Kita memiliki kontrol penuh atas seluruh website. Kedengarnya sangat menyenangkan bukan? Namun disamping keuntungan seperti yang diatas, kita juga harus memikirkan cara mengontrol website tersebut. Sebab, tidak ada orang lain yang bisa membantu ketika ada masalah teknis. Semuanya harus diselesaikan sendiri. Untuk itulah, saya mencari informasi mengenai dasar dan tata cara mengontrol website, mulai dari memilih server di mana website akan disimpan, lalu bagaimana cara menginstal program WordPress di dalamnya, bagaimana menghubungkannya dengan DNS dan domain, bagaimana memperkuat keamanan sistem server, cara membuat data cadangan atau backup, dan sederetan informasi lainnya. Saya mencatat informasi-informasi tersebut dalam buku tulis supaya tidak lupa dan dapat segera memperbaiki bilamana ada kesalahan dalam urutan pelaksanaannya.

Seluruh data yang terkumpul dari hari Rabu dan Kamis saya urut ulang sekali lagi. Saya baca kembali dan membuat bookmark-nya supaya mudah untuk menemukan informasi terkait. Di hari Jumat, saya menghabiskan waktu dari sore hingga malam hari, mencari web hosting yang pas dengan harga terjangkau dan pelayanan baik. Saya membaca forum-forum di internet, melihat kesan pesan para pengguna web hosting, membandingkan kecepatan akses internet danmencatat dan bandwith server, harga perbulan dan diskon pertahun, dan merangkumnya dalam tabel di excel. Saya kemudian melakukan perhitungan hingga 24 tahun mendatang, mana web hosting yang harganya terjangkau dan tidak memberatkan. Tabel excel ini juga saya kirimkan ke Abang Daniel untuk dicermati dan diteliti sekali lagi.

Saya dan Abang sungguh berhati-hati dalam keseluruhan proses perpindahan dari Blogger ke WordPress ini. Seluruh persiapan harus dipersiapkan dengan matang, karena ada resiko besar bila sampai salah atau gagal dalam membuat WordPress website. Tidak hanya uang yang terbuang sia-sia bila salah memilih server, namun juga seluruh data dan artikel yang telah dibuat juga bisa saja hilang jika salah ambil langkah. Inilah juga yang menjadi pressure tersendiri kala memindahkan website.

Setelah berdoa dan berkomunikasi dengan Abang Daniel dari hari Jumat malam hingga Sabtu pagi, akhirnya kami memutuskan untuk menggunakan WordPress.org dan memulai migrasi kami di hari sama, Sabtu 7 September 2013. Di pagi hari kami tiba pada kesimpulan untuk memilih Hostgator sebagai web hosting dengan biaya hosting sekitar 35 ribu per bulan. Dan awal perjuangan dan langkah kami membuat wordpress website dimulai pada Sabtu siang itu.

Sumber Gambar: pexels.com

Recommended for you

Leave a Reply

You have to agree to the comment policy.