Berdoa Sebagai Gaya Hidup
Mendengar seorang muda dihukum karena kesalahan, tindak kriminal kejahatan, terlibat obat-obatan terlarang dan tindakan jahat lainnya, agaknya hal itu sudah menjadi biasa. Namun bila ada seorang muda yang dihukum karena kesalehan hidupnya, ini langka.
Hal inilah yang sesungguhnya terjadi dalam kehidupan Daniel. Dalam Daniel 6:11 dikatakan, “Demi didengar Daniel, bahwa surat perintah itu telah dibuat, pergilah ia ke rumahnya. Dalam kamar atasnya ada tingkap-tingkap yang terbuka ke arah Yerusalem; tiga kali sehari ia berlutut, berdoa, serta memuji Allahnya, seperti yang biasa dilakukannya”.
Berdoa Sebagai Gaya Hidup
Sesuai dengan bacaan Firman Tuhan di atas, sosok Daniel adalah seorang pemuda Yahudi yang tetap saleh dan setia berdoa, walaupun dalam kondisi yang sulit dalam hidup. Daniel tidak menajiskan diri dengan sesuatu yang najis secara jasmani maupun moral. Ia setia dalam mengerjakan tugas yang dipercayakan. Ia juga memiliki iman yang luar biasa terhadap Allah. Berkat Tuhan melimpahi Daniel karena ia suka berdoa, dan Allah membuatnya lebih cerdas dari orang lain dan dikasihi siapapun.
Saudara, bagaimana dengan kehidupan doa kita? Bisakah kita melalukan seperti yang telah diteladani oleh Daniel? Marilah kita tetap hidup dalam kekudusan dan menjadikan doa sebagai gaya hidup kita. Percayalah bahwa Allah senantiasa menyertai dan memberkati kita baik secara jasmani maupun rohani. Kita juga akan melihat jawaban doa jauh melebihi apa yang kita mohonkan kepada Tuhan.
Berdoa seperti bernapas, berdoa adalah kebutuhan orang beriman. Maka jadikanlah berdoa sebagai gaya hidup. Tuhan Yesus memberkati.
Sumber Gambar : BlogSpot 1, BlogSpot 2