Browse By

Archives

Apakah Pengampunan itu Baik?

Ada kisah yang menarik mengenai dua orang anak yang bermain bersama di sebuah kotak pasir. Seorang anak marah dan melemparkan mainan truknya. Ia lalu berlari ke ayunan terdekat, berbalik, dan berteriak kepada teman bermainnya, “Aku membencimu dan aku tak akan bicara kepadamu lagi.” Sepuluh menit

Pengampunan Asal-Asalan

Saat kita tersakiti memang rasanya sulit untuk memberikan maaf atau melepaskan pengampunan. Kalaupun bisa terkadang hanyalah sebuah pengampunan asal-asalan. Mengapa saya katakan pengampunan yang asal-asalan? Karena sifatnya yang memang asal, tidak tetap, dan tidak sepenuh hati. Ketika kita menolak untuk memaafkan, kita harus menahan kemarahan

Saya Menolak Memaafkan

Ketika seseorang menyakiti hati Anda–baik sengaja maupun tidak–Anda terkadang menolak memaafkannya karena itu terlihat sebagai sebuah penunjukkan diri. Kita menunjukkan diri sebagai orang yang kuat dan tegas. Pilihan lainnya yaitu memaafkan nampak sebagai sesuatu yang nampak lemah dan terlalu murah hati. Memberikan tempat kepada amarah

Si Narsis yang Tidak Mau Memaafkan

Seorang narsis menganggap dirinya diberikan “hak istimewa” yang diberikan atau diperoleh melalui usahanya. Mereka selalu meminta dan memikirkan diri sendiri. Mereka mengharapkan pertolongan tanpa memikirkan tanggung jawab dua arah. Terkadang mereka juga marah atau terkejut ketika orang lain tidak mengikuti kehendak mereka. Seorang narsis memiliki

Mengapa Tidak Memaafkan?

“Kami sudah berpacaran lebih dari setahun. Ikatan emosi kami pun sudah kuat. Hampir setiap hari, dia menyatakan perhatiannya, mengirimi SMS kata-kata cinta dan penyemangat. Tahu- tahu dia menjauh… Hubungan kami mulai renggang. Aku jadi bingung dan panik. Aku sedih dan kecewa berat. Apa sih salahku?”