Hidup seperti Naik Sepeda
Albert Einstein pernah memberikan nasihat kepada putranya, “Hidup seperti naik sepeda. Untuk mempertahankan keseimbangan, kau harus terus bergerak.” Sebuah nasihat yang saya rasakan amat dapat diterapkan di dalam hidup ini.
Albert Einstein pernah memberikan nasihat kepada putranya, “Hidup seperti naik sepeda. Untuk mempertahankan keseimbangan, kau harus terus bergerak.” Sebuah nasihat yang saya rasakan amat dapat diterapkan di dalam hidup ini.
Sering saya teringat akan pengalaman masa lalu. Pengalaman di masa kecil tak jarang muncul di dalam benak saya ketika saya melakukan sesuatu, semisal makan bersama dengan teman, berdiskusi dengan sahabat, bahkan saat tertawa akan hal-hal yang lucu yang kami alami bersama.
Sejak pagi hari, saya sudah berada di kampus. Memastikan Buletin Sangkakala telah siap untuk dibagikan adalah tugas kami, kru Intermedia. Di luar itu, kami juga memiliki tugas besar lainnya, yaitu membuat pop-up di pada halaman pertama Sangkakala.
Dalam kehidupan sebagai orang percaya, kita kerap diperhadapkan pada situasi-situasi yang dilematis, khususnya yang menyangkut masa depan kita. Dalam keadaan seperti itu, keraguan dan kebimbangan akan sering menggelayuti pikiran kita ketika kita harus menentukan pilihan apa yang harus kita ambil atau keputusan apa yang harus
Ada satu ayat di Alkitab yang sekali lagi mengingatkan saya akan kasih Yesus bagi kita semua. Yang mengingatkan kita bahwa karena kasih-Nya itulah, Dia rela mati di kayu salib untuk menebus segala konsekuensi dosa. Yang mengingatkan kita bahwa Yesus benar-benar 100% Allah dan 100% manusia.